Aksi Boikot Terhadap Israel Disebut AS Sebagai Anti Semitisme

21 November 2020, 10:31 WIB
Sekretaris Negara AS Mike Pompeo bareng Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. /Foto: Twitter @IsraeliPM/

SEPUTARTANGSEL.COM - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut gerakan Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS) atau Boikot, Divestasi, dan Sanksi yang melawan Israel sebagai anti Semit.

Sekretaris Negara Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan, negaranya akan memutuskan dukungan pemerintah untuk organisasi yang berpartisipasi dalam gerakan BDS.

“Anti Zionisme Adalah Anti Semitisme. Oleh karena itu, Amerika Serikat berkomitmen untuk melawan kampanye global BDS sebagai wujud anti Semitisme,” kata Sekretaris Negara Mike Pompeo di Yerusalem pada Kamis, 19 November 2020.

Baca Juga: Pekerja Rokok Berharap Pemerintah Punya Hati dan Tak Naikkan Cukai

Baca Juga: Lima Positif Covid-19 di Acara Habib Rizieq di Megamendung, Ridwan Kamil Beri Sanksi Bupati Bogor

Dikutip Seputartangsel.com dari Morocco World News, aktivis hak asasi manusia Palestina membentuk gerakan BDS pada 2005.

Mereka mempromosikan boikot, divestasi, dan sanksi terhadap Israel yang bertujuan menggunakan tekanan ekonomi untuk mengakhiri penindasan terhadap warga Palestina.

Mike Pompeo dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebutkan, akan segera mengambil langkah untuk mengenali organisasi yang terlibat dalam BDS yang penuh kebencian dan menarik dukungan pemerintah untuk kelompok itu.

Baca Juga: Lebanon Tolak Kompromi Dengan Israel Soal Kedaulatannya Dalam Negosiasi Perbatasan Laut

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG: Jakarta Berpotensi Hujan disertai Petir dan Angin Kencang Berdurasi Singkat

“Kami ingin berdiri bersama semua negara lain yang mengakui gerakan BDS untuk kanker itu,” tambahnya.

Benjamin Netanyahu, pada bagiannya, menyebut keputusan itu "luar biasa."

Donor dan pelobi pro-Israel menyumbangkan lebih 22 juta Dolar AS untuk melobi dan kampanye politik selama siklus pemilu AS 2018 saja.

Baca Juga: Belum Terima BLT Subsidi Upah Tahap 4 yang Sudah Cair Kemarin? Ini Kendalanya

Baca Juga: Ibu yang Viral Menyiksa Anak Kandung, Ditangkap Petugas Polres Tangsel

Selama kunjungannya ke Israel, Mike Pompeo melakukan kunjungan ke permukiman ilegal Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan. Dia adalah pejabat tinggi Amerika Serikat pertama yang melakukannya.

Pernyataan resmi Mike Pompeo yang diterbitkan di situs web Departemen Negara Amerika Serikat mengatakan, “Merupakan kebijakan Amerika Serikat untuk memerangi anti Semitisme di mana pun di dunia dan dalam bentuk apa pun yang muncul, termasuk semua bentuk diskriminasi dan kebencian yang berakar pada anti Semitisme.”

Dia mengatakan Amerika Serikat menentang kampanye BDS. Seperti pelabelan diskriminatif barang Israel dan publikasi database yang menyebutkan perusahaan yang beroperasi di wilayah pendudukan Israel.

Baca Juga: Motor-Mobil Sudah Dijual dan Khawatir Kena Pajak Progresif? Ini Cara Blokir Kendaraan

Baca Juga: Ada Akun Facebook Palsu Pakai Nama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko

Mike Pompeo menugaskan Kantor Utusan Khusus untuk Memantau dan Memerangi Anti Semitisme untuk mengenali organisasi yang terlibat dalam atau mendukung gerakan BDS sehingga Departemen Negara dapat meninjau penggunaan dananya untuk memastikan bahwa mereka tidak mendukung kampanye global BDS.

“Amerika Serikat mendesak pemerintah di seluruh dunia untuk mengambil langkah yang tepat guna memastikan bahwa dana mereka tidak diberikan secara langsung atau tidak langsung kepada organisasi yang terlibat dalam kegiatan anti Semit BDS,” bunyi kesimpulan pernyataan itu.

Tanggapan BDS

“Sungguh ironis, bahwa pemerintahan Amerika Serikat yang xenofobia dan rasis yang merupakan mitra dalam kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina, dan memberdayakan supremasi kulit putih dan anti Semit… akan berani mencoreng gerakan hak asasi manusia yang dipimpin oleh orang-orang Palestina yang menyerukan untuk keadilan bagi seluruh rakyat Palestina,” komentar salah satu pendiri BDS Omar Barghouti.

Baca Juga: Najwa Shihab dan Suami Tak Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya Untuk Klarifikasi

Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian hari ini, Sabtu 21 November 2020

Laporan tahunan FBI tentang statistik kejahatan rasial menemukan bahwa kejahatan rasial dan pembunuhan bermotif kebencian di Amerika Serikat sebagian besar dilakukan supremasi kulit putih, mencapai angka tertinggi pada 2019.

Pernyataan resmi dari gerakan BDS menggarisbawahi bahwa dia dengan tegas menolak semua bentuk rasisme dan anti Semitisme dalam perjuangannya untuk kemerdekaan, keadilan, dan kesetaraan Palestina.

Pernyataan itu menekankan bahwa pemerintah Amerika Serikat dan Israel dengan sengaja mencampurkan penentangan terhadap pendudukan Israel dengan rasisme anti Yahudi. Taktik itu berupaya menekan advokasi Palestina di bawah hukum internasional.

Baca Juga: Lima Lokasi Pelayanan SIM Keliling di Jakarta Hari Ini, Sabtu 21 November 2020

Baca Juga: Dari Apel Kesiapan Pengamanan Pilkada Serentak Jadi Ancaman Bubarkan FPI

Para pembela Israel seperti Mike Pompeo berusaha melemahkan gerakan Palestina dengan menyamakan anti Zionisme dengan anti Semitisme.

Anti Zionisme adalah penentangan atas Zionisme yang mengacu pada gerakan untuk menciptakan negara Yahudi, Israel modern, di Timur Tengah.

Sementara anti Semitisme adalah prasangka buruk terhadap orang-orang Yahudi.

“Dengan banyak mitra kami, kami akan menolak upaya McCarthyit untuk mengintimidasi dan menggertak para pembela hak asasi manusia Palestina, Israel dan internasional agar menerima apartheid Israel dan pemukim kolonialisme sebagai takdir,” simpul BDS.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler