Satgas Covid-19 Pastikan Infrastruktur dan SDM Indonesia Siap Lakukan Vaksinasi Covid-19

- 21 November 2020, 13:08 WIB
Dokter Reisa Broto Asmoro, Juru bicara Covid 19 bersama duta adaptasi kebiasaan baru dr Dirga Sakti Rambe, Dokter spesialis penyakit dalam/ vaksinolog dalam diskusi bertema Jalan panjang vaksin sampai ke tubuh kita di Jakarta, Jumat, 20 November 2020.
Dokter Reisa Broto Asmoro, Juru bicara Covid 19 bersama duta adaptasi kebiasaan baru dr Dirga Sakti Rambe, Dokter spesialis penyakit dalam/ vaksinolog dalam diskusi bertema Jalan panjang vaksin sampai ke tubuh kita di Jakarta, Jumat, 20 November 2020. /Foto: covid19.go.id/

SEPUTARTANGSEL.COM – PT Bio Farma menargetkan produksi 250 juta dosis vaksin Covid-19.

Pengalaman sejak 130 tahun lalu membuat Bio Farma yakin mampu melakukan hal tersebut.

Saat ini, vaksin produksi Bio Farma juga telah digunakan Negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Baca Juga: POPULER HARI INI: RR Tanya Jokowi Mau Bawa Indonesia Kemana Hingga Saran Jimly Hadapi Habib Rizieq

Baca Juga: Lima Drama Komedi Korea Terbaik Sepanjang Masa, dari Welcome to Waikiki hingga Reply 1988

Survei nasional yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bersama Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) didukung UNICEF dan WHO menunjukkan, 64,8 persen dari 115.000 responden di 34 Provinsi, bersedia menerima vaksin Covid-19.

“Dalam mempersiapkan vaksinasi Covid-19 di Indonesia, pihak Kementerian Kesehatan telah melatih 7.000 dari 23.000 tenaga kesehatan (nakes) sebagai vaksinator. Dan pastinya, manajemen vaksin dan rantai dingin (cold chain) juga dengan cermat dipersiapkan,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro, Jumat 20 November 2020.

Dalam kesempatan yang sama, vaksinolog Dirga Sakti Rambe menyampaikan bahwa Indonesia sudah memiliki infrastruktur yang memadai untuk proses distribusi vaksin hingga ke pelosok, termasuk vaksin Covid-19 yang tengah ditunggu-tunggu.

Baca Juga: Rapper Lil Wayne Terancam Hukuman 10 Tahun Penjara, Begini Sebabnya

Baca Juga: Begini Cara Menurunkan Berat Badan yang Efektif dan Aman

Menurutnya, vaksin adalah produk biologis yang harus disimpan dengan cara khusus, karena sensitif terhadap suhu.

Mayoritas vaksin disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius, kecuali vaksin polio yang minus 20 derajat celcius.

Kemudian sejak vaksin diproduksi sampai digunakan di rumah sakit dan puskesmas, transportasinya harus terjamin suhunya.

Baca Juga: Siap-siap, Besok Kuota Internet Gratis Kemdikbud Disalurkan, Jangan Sampai Terlewatkan

Baca Juga: Aksi Boikot Terhadap Israel Disebut AS Sebagai Anti Semitisme

"Jangan khawatir, kita sudah berpengalaman, kita sudah siap,” terangnya dikutip Seputartangsel.com dari laman resmi satgas covid-19.go.id.

Dia menyebutkan bahwa Indonesia memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam memproduksi, mendistribusi hingga mengimplementasikan vaksin.

Sistem rantai dingin yang menjadi salah satu unsur penentu kualitas vaksin juga sudah terbangun dengan baik.

Baca Juga: Pekerja Rokok Berharap Pemerintah Punya Hati dan Tak Naikkan Cukai

Baca Juga: Lima Positif Covid-19 di Acara Habib Rizieq di Megamendung, Ridwan Kamil Beri Sanksi Bupati Bogor

“Jadi, 97 persen sistem rantai dingin ini berjalan dengan baik, sehingga tidak perlu khawatir, mulai dari pabrik sampai yang menerima di puskesmas contohnya di Aceh atau Papua semua sudah siap,” ungkapnya.

Menurut dia, di Indonesia telah ada sekitar 440.000 dokter umum, dokter spesialis perawat dan bidan yang semuanya diyakini siap bergotong-royong untuk mensukseskan persiapan vaksinasi Covid-19 ini.

”Kita mau semua terlibat, agar vaksin ini bisa dimanfaatkan masyarakat,” ucapnya.

Baca Juga: Lebanon Tolak Kompromi Dengan Israel Soal Kedaulatannya Dalam Negosiasi Perbatasan Laut

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG: Jakarta Berpotensi Hujan disertai Petir dan Angin Kencang Berdurasi Singkat

Namun demikian, masyarakat tentu harus tetap bersabar, karena harus menunggu hasil uji klinik fase III selesai dan izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) keluar terlebih dahulu baru vaksin Covid-19 dapat beredar di Indonesia.

“Dari data tersebut akan ketahuan, berapa efektivitas vaksin Covid-19. Setelah itu, barulah produsen mengajukan izin edar ke BPOM. Apablia vaksin sudah mendapatkan izin edar dari BPOM, maka sudah bisa dipastikan keamanan dan efektivitasnya. Jadi efektivitas sesungguhnya, kita menunggu setelah proses uji klinik fase III selesai dilaporkan,” jelasnya.

Baca Juga: Belum Terima BLT Subsidi Upah Tahap 4 yang Sudah Cair Kemarin? Ini Kendalanya

Baca Juga: Ibu yang Viral Menyiksa Anak Kandung, Ditangkap Petugas Polres Tangsel

Meskipun vaksin Covid-19 sudah beredar, namun masyarakat harus tetap mencegah penularan Covid-19 dengan menaati aturan pemerintah soal prokes.

”Seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak (3M), karena vaksin untuk melengkapi pertahanan tubuh kita karena perlindungannya spesifik, semua kita tetap upayakn agar pandemi bisa dikendalikan.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x