SEPUTARTANGSEL.COM - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut gerakan Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS) atau Boikot, Divestasi, dan Sanksi yang melawan Israel sebagai anti Semit.
Sekretaris Negara Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan, negaranya akan memutuskan dukungan pemerintah untuk organisasi yang berpartisipasi dalam gerakan BDS.
“Anti Zionisme Adalah Anti Semitisme. Oleh karena itu, Amerika Serikat berkomitmen untuk melawan kampanye global BDS sebagai wujud anti Semitisme,” kata Sekretaris Negara Mike Pompeo di Yerusalem pada Kamis, 19 November 2020.
Baca Juga: Pekerja Rokok Berharap Pemerintah Punya Hati dan Tak Naikkan Cukai
Baca Juga: Lima Positif Covid-19 di Acara Habib Rizieq di Megamendung, Ridwan Kamil Beri Sanksi Bupati Bogor
Dikutip Seputartangsel.com dari Morocco World News, aktivis hak asasi manusia Palestina membentuk gerakan BDS pada 2005.
Mereka mempromosikan boikot, divestasi, dan sanksi terhadap Israel yang bertujuan menggunakan tekanan ekonomi untuk mengakhiri penindasan terhadap warga Palestina.
Mike Pompeo dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebutkan, akan segera mengambil langkah untuk mengenali organisasi yang terlibat dalam BDS yang penuh kebencian dan menarik dukungan pemerintah untuk kelompok itu.
Baca Juga: Lebanon Tolak Kompromi Dengan Israel Soal Kedaulatannya Dalam Negosiasi Perbatasan Laut