Sejumlah Jurnalis Media Mainstream dan Pers Kampus Dianiaya dan Hilang Saat Demo Omnibus Law

- 9 Oktober 2020, 13:05 WIB
Sebuah pos polisi dibakar pengunjuk rasa yang menolak pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja saat bentrok dengan polisi di kawasan Harmoni, Jakarta, Kamis 8 Oktober 2020). Unjuk rasa tersebut berakhir ricuh dan mengakibatkan sejumlah fasilitas umum rusak.
Sebuah pos polisi dibakar pengunjuk rasa yang menolak pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja saat bentrok dengan polisi di kawasan Harmoni, Jakarta, Kamis 8 Oktober 2020). Unjuk rasa tersebut berakhir ricuh dan mengakibatkan sejumlah fasilitas umum rusak. /Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww./

“Halo halo! aku barusan juga japrian sama teman dan katanya bang ponco sudah ketemu di polda. cuma rada masih kurang yakin. semoga bener ya huhu. terima kasih infonya,” tulis akun twitter @nditarf.

Tidak hanya itu, jurnalis media daring, Suara.com juga mengalami penganiayaan, intimidasi dan perampasan alat kerja pada saat meliput aksi demo tersebut.

Sejumlah aktivis pers kampus dilaporkan juga hilang dalam kerusuhan aksi menolak pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja, Kamis 8 Oktober 2020 di Jakarta.
Sejumlah aktivis pers kampus dilaporkan juga hilang dalam kerusuhan aksi menolak pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja, Kamis 8 Oktober 2020 di Jakarta.

Baca Juga: Demonstrasi Menolak UU Ciptaker, IDI: 1-2 Pekan Lagi Bisa Ada Lonjakan Masif Covid-19

Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono mengatakan, jurnalisnya yang bernama Peter Rotti mengalami kekerasan dari aparat kepolisian saat meliput aksi demo UU Cipta Kerja di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 18.00, saat Peter merekam video aksi sejumlah oknum aparat kepolisian mengeroyok seorang peserta aksi di sekitar halte TransJakarta Bank Indonesia.

Pada saat itu, Peter berdua dengan rekannya yang juga videografer, yakni Adit Rianto S melakukan live report via akun YouTube peristiwa aksi unjuk rasa penolakan Omnibus Law.

Baca Juga: Sedih, 16,6 Persen Rakyat Indonesia Tergolong Miskin di Akhir Tahun 2020

"Melihat Peter merekam aksi para polisi penganiaya peserta aksi dari kalangan mahasiswa, tiba-tiba seorang aparat berpakaian sipil serba hitam menghampirinya," ujar Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono dalam keterangan voice record yang diunggah dalam sejumlah grup WhatsApp pewarta.

Lalu, disusul 6 orang polisi yang belakangan diketahui anggota Brimob. Para oknum polisi itu meminta kamera Peter, namun Peter menolak sambil menjelaskan bahwa dirinya jurnalis yang sedang meliput.

Halaman:

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x