Fakta Menyeramkan Tentang Kelompok Teroris JI: Rekrut Santri Berprestasi dan Dikirim ke Suriah

- 28 Desember 2020, 18:16 WIB
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Polisi Argo Yuwono dalam konferensi pers di Bareskrim Polri dalam pengungkapan kasus terorisme jaringan Jamaah Islamiyah pada Senin, 28 Desember 2020.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Polisi Argo Yuwono dalam konferensi pers di Bareskrim Polri dalam pengungkapan kasus terorisme jaringan Jamaah Islamiyah pada Senin, 28 Desember 2020. /Pikiran Rakyat/Amir Faisol/

Baca Juga: Dipilih Jokowi Sebagai Kapolri? Segini Harta Komjen Gatot Eddy Pramono

"Saya diamanahkan oleh pimpinan kami Para Wijayanto untuk melatih anggota muda generasi kita (JI). Kita rekrut dari beberapa pondok yang agamanya bagus dan pintar. Targetnya rangking 1 sampai 10 di pondok pesantrennya. Karena Mumin (keagamannya bagus) kan lebih mudah dicintai," ujar Joko Priyono.

Tetapi, JI tidak hanya merekrut anak-anak pintar saja. Karso juga mengamini bahwa kelompoknya juga merekrut para santri yang meraih rangking lebih dari 10.

Bagi JI, yang terpenting adalah santri tersebut bersedia untuk mengikuti dan melaksanakan pelatihan beserta ajaran-ajaran yang telah disiapkan.

Baca Juga: Waspada, Efek La Nina Jakarta dan Seluruh Jawa Bakal Diguyur Hujan Lebat Disertai Angin

Baca Juga: Perayaan Tahun Baru, dari Pesta, Konvoi hingga Reuni Dilarang

Karso mengatakan bahwa dasar awal bela diri membentuk anggotanya sekelas atlet selama 6 bulan, termasuk untuk menggunakan pedang dan samurai.

Selain merekrut santri-santri berprestasi, biaya yang digunakan untuk pelatihan kelompok tersebut tidaklah murah.

Dalam sebulan saja berlatih di Sasana, kelompok teroris JI setidaknya membutuhkan dana Rp65 juta.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Jakarta Terus Bertambah, Pemprov Kembali Tarik Rem Darurat?

Halaman:

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Sumber: PMJ News


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x