Kuba di Akhir Era Castro, Raul Castro Pensiun

- 18 April 2021, 21:15 WIB
Raul Castro
Raul Castro /Foto: Reuters / Alejandro Ernesto/

 

SEPUTARTANGSEL.COM – Raul Castro mengumumkan pengunduran disi sebagai Ketua Partai Komunis Kuba.

Dia akan menyerahkan kepemimpinan partai kepada generasi yang lebih muda.

Hal ini disampaikan dalam pidato pembukaan kongres pada Jumat, 16 April 2021.

Baca Juga: Komnas HAM: Penegak Hukum dan Masyarakat Belum Sensitif HAM

Baca Juga: Bank Penerima Setoran Biaya Perjalanan Ibadah Haji, Berikut Daftarnya

Raul Castro kini berusia 89 tahun. Dia menyatakan kepemimpinan baru nantinya seorang loyalis partai dengan pengalaman puluhan tahun dan penuh semangat anti imperialis.

Lima tahun lalu pada acara yang sama 2016, Castro sudah menegaskan akan menjadi yang terakhir sebagai ‘generasi bersejarah’. Generasi yang berjuang di Sierra Maestra untuk menggulingkan diktator yang didukung AS dalam revolusi sayap kiri tahun 1959.

Sebagai langkah awal, Raul Castro sudah menyerahkan kursi kepresidenan pada 2018 kepada Miguel Diaz Canel yang berusia 60 tahun. 

Baca Juga: Jangan Lewatkan Film Dokumenter Ini, Pulau Plastik Akan Tayang 22 April 2021

Baca Juga: Uraian Presiden Soal Larangan Mudik Lebaran Tahun 2021

Diaz Canel adalah anak didiknya yang sudah menjalankan dua partai provinsi sebelum bergabung dengan pemerintahan nasional.

Memilih pemimpin generasi baru yang tidak ditempa melalui pemberontakan bukanlah tugas yang mudah. Apalagi transisi ini terjadi saat Kuba menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak runtuhnya Uni Sovyet.

Sementara itu, di lapangan ada tanda-tanda frustasi yang meningkat, khususnya di kalangan anak muda.

Baca Juga: Berpengalaman Atasi Pandemi, Siti Fadilah Supari: Vaksinasi Tidak Dapat Melindungi Diri Sendiri dari Covid-19

Baca Juga: Jozeph Paul Zhang Jadi Buruan Polri dan Interpol, Masuk dalam DPO

Dikutip dari Reuters, Raul Castro menjadi Presiden ketika Fidel Castro jatuh sakit pada 2006 dan pada 2011 menjadi pemimpin partai. 

Orang-orang Kuba yang sudah berusia tua menyatakan bahwa mereka akan kehilangan sosok Castro. Namun, sebagian mengakui sudah waktunya estafet kepemimpinan diserahkan kepada generasi lebih muda.

Hubungan Kuba dengan AS masih buruk. Castro mengecam permusuhan yang diserukan AS di bawah Presiden Donald Trump. Sementara itu, Joe Biden berjanji untuk menarik kembali beberapa sanksi yang diberikan pendahulunya. Namun, Gedung Putih tidak menyebutkan akan adanya perubahan prioritas kebijakan luar negeri terhadap Kuba.

Baca Juga: Anies Baswedan Mampu 'Taklukan' Sekjen PBB dalam Dialog Internasional, Ferdinand Hutahaean Sebut Cuma Retorika

Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno Unggah Potret Istrinya, Nicho Silalahi: Dimana Letak Empatimu Bagi Kehidupan Rakyat?

Castro sebelumnya sudah menyatakan, Kuba siap untuk jenis hubungan baru dengan Amerika Serikat.  Dengan pengunduran diri yang disampaikan, untuk pertama kali dam 62 tahun, Kuba tidak dipimpin keluarga Castro. ***

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x