SEPUTARTANGSEL.COM - Konflik antara China dan Filipina di Laut China Selatan semakin memanas. Presiden Rodrigo Duterte memutuskan untuk mengakhiri kepatuhan terhadap Beijing.
Anggota Parlemen dan Pakar Kebijakan Luar Negeri Filipina mengatakan, diamnya Duterte mengisyaratkan bahwa ada yang salah dengan masuknya kapal milisi maritim China di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Manila di Laut China Selatan.
Sejumlah pejabat Filipina termasuk Kepala Pertahanan secara terbuka telah menuntut agar kapal-kapal China segera meninggalkan wilayah perairan mereka.
Baca Juga: Habib Rizieq Selesaikan S3 di Rutan dan Bergelar PhD, Hidayat Nur Wahid Bilang Begini
Baca Juga: Harus Tahu, Ini 5 Manfaat Konsumsi Buah Kurma
Sementara itu, Duterte tetap diam selama seminggu-minggu. Baru pada Kamis, 15 April 2021 malam kemarin Juru Bicaranya mengatakan bahwa Presiden akan memilih inisiatif diplomatik secara pribadi.
Menanggapi sikap Duterte, Senator dari pihak oposisi Leila de Lima mengatakan bahwa Filipina bisa menjadi salah satu satelit China jika Presiden dan militer negara itu gagal dalam menghadapi persoalan di Laut China Selatan.
Menurutnya, kebijakan Duterte dapat merusak integritas wilayah Filipina.