Tragedi Bintaro 19 Oktober 1987, Cerita Duka yang Tak Boleh Terulang Lagi

- 19 Oktober 2020, 13:57 WIB
Penggambaran tragedi Bintaro dalam sebuah film yang dirilis setahun lebih setelah kecelakaan tragis itu terjadi.
Penggambaran tragedi Bintaro dalam sebuah film yang dirilis setahun lebih setelah kecelakaan tragis itu terjadi. /Foto: Tangkapan layar./

Baca Juga: Bersepeda Minggu Pagi, Bocah Perempuan Dijambret dan Ditusuk di Ciputat

Mereka sempat melakukan kontak mengenai rencana yang akan dilakukan. Sayangnya pesan yang tersampaikan menjadi kurang jelas.

Petugas yang sedang berganti shift diketahui merupakan petugas baru yang tidak terlalu mengerti dan masih belum paham betul mengenai simbol dan tanda tanda penting kereta api.

Mendengar kabar dari PPKA Kebayoran bahwa KA No 220 sudah berangkat dari arah Barat membuat PPKA Sudimara berupaya untuk mengosongkan jalur di Sudimara untuk KA no 220, dengan dilakukannya pemindahan jalur KA no 225 yang berada di jalur tiga ke jalur satu walaupun sebenarnya di jalur satu ada tujuh rangkaian gerbong kereta api.

Lalu PPKA Sudimara memerintahkan seorang petugas untuk memberi tahu rencananya kepada masinis KA no 225 yaitu Slamet Suradio.

Baca Juga: WNA China Kabur dari Lapas Ditemukan Gantung Diri, Tifatul: Coba Dicocokkan Dulu Identitasnya

Baca Juga: POPULER HARI INI: Andai Ahok Jadi Presiden Hingga Jokowi Tolak Permintaan MUI Cabut Omnibus Law

Sayangnya pesan tersebut tak tersampaikan dan kereta KA no 225 meninggalkan Stasiun Sudimara bergerak ke Stasiun Kebayoran pada pukul 06.50 pagi.

Masinis Slamet tidak mengetahui ada serangkaian kereta yang juga berangkat dari Kebayoran.

PPKA Sudimara kemudian segera bergegas menyuruh seorang petugas untuk mengejar KA no 225 sampai berlari dan menggerakkan kedua tangannya memberikan tanda kepada masinis supaya kereta dapat berhenti. Ia juga turut membunyikan terompetnya. 

Halaman:

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x