Tragedi Bintaro 19 Oktober 1987, Cerita Duka yang Tak Boleh Terulang Lagi

- 19 Oktober 2020, 13:57 WIB
Penggambaran tragedi Bintaro dalam sebuah film yang dirilis setahun lebih setelah kecelakaan tragis itu terjadi.
Penggambaran tragedi Bintaro dalam sebuah film yang dirilis setahun lebih setelah kecelakaan tragis itu terjadi. /Foto: Tangkapan layar./

SEPUTARTANGSEL.COM - Senin, 19 Oktober 1987, dua rangkaian kereta api bertabrakan di Bintaro. Lokomotif dan gerbong masing-masing kereta hancur-lebur. 

Ratusan penumpang tewas mengenaskan. Suara tabrakan terdengar hingga puluhan meter jauhnya. Kecelakaan kereta terburuk sepanjang sejarah Indonesia.

Tepat 33 tahun yang lalu, peristiwa yang kemudian dinamakan Tragedi Bintaro I ini terjadi.

Baca Juga: BLT Bantuan Subsidi Upah untuk Gaji di Bawah 5 Juta, Menaker Ida Fauziyah: Cair Sebelum November

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Minta MUI Dilibatkan untuk Pastkan Vaksin Covid-19 Halal

Peristiwa yang dikenal sebagai sejarah terburuk dalam dunia perkereta-apian Indonesia. Kecelakaan kereta api antara kereta api No 225 jurusan Rangkasbitung-Jakarta dengan kereta api No 220 jurusan Tanah Abang – Merak.

Kedua kereta api saling bertabrakan dan mengakibatkan badan kereta rusak berat. Bahkan akibat dari tabrakan yang begitu kencang membuat banyak korban terjepit material kereta hingga memotong tubuh para penumpang, khususnya yang mengisi bangku di bagian depan.

Setidaknya terdapat 139 orang meninggal dunia dan 254 orang luka-luka yang dibawa ke beberapa rumah sakit di Jakarta.

Baca Juga: Pesan Terakhir Influencer: Saya Orang yang Mengira Covid-19 Tidak Ada, Sampai Saya Sakit

Halaman:

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x