Menurut Refly Harun, kemungkinan bahwa hanya Bharada E yang menembak Brigadir J bisa mengubah jalannya kasus ini.
"Ini barangkali bisa mengubah juga jalannya cerita kalau ternyata hanya dia yang menembak. Sementara yang lain tidak menembak, hanya menyaksikan," kata Refly Harun melalui kanal YouTube miliknya.
"Sementara klarifikasi FS (Ferdy Sambo) hanya menyuruh. Beda kan kalau seandainya dia selain menyuruh, juga melakukan penembakan bahkan menyebabkan kematian? Itu yang krusial," tambahnya.
Refly Harun tidak memungkiri adanya kemungkinan-kemungkinan lain seperti modifikasi pada pengakuan Bharada E.
Meski menurutnya kapasitas Timsus Polri sudah tidak perlu diragukan lagi, tetapi kapasitas itu menjadi tidak terlalu penting ketika politik saling sandera masih ada di internal institusi mereka.
Mantan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi itu mengatakan, politik saling sandera ini lah yang bisa menyebabkan pengusutan terhadap kasus Brigadir J menjadi tumpul.
"Dengan tumpulnya ujung ini, sebenarnya semangat untuk membongkar kasus ini terkurangi secara signifikan. Kalau ujungnya tumpul," tuturnya, dikutip SeputarTangsel.com dari kanal YouTube Refly Harun pada Rabu, 10 Agustus 2022.
Ia juga mencurigai bahwa kasus Brigadir J ini tidak akan membawa perbaikan dalam internal institusi Polri.