Network
SEPUTARTANGSEL.COM - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis ikut buka suara terkait rencana Polri yang akan melakukan pemetaan masjid guna menangkal radikalisme dan terorisme.
KH Cholil Nafis mengungkapkan ada masjid yang dibangun oleh negara, ada juga dibangun untuk fasilitas umum perumahan, perkantoran, bahkan oleh masyarakat secara swadaya.
Tak hanya itu, KH Cholil Nafis juga mengatakan ada masjid di pesantren hingga di sekolah.
Baca Juga: Rusia Akan Peringati 1100 Tahun Kedatangan Islam, Fadli Zon: di Sini Malah Mau Memetakan Masjid?
Hal itu diungkapkan oleh KH Cholil Nafis melalui cuitan di akun Twitter @cholilnafis pada Kamis, 27 Januari 2022.
"Masjid itu ada yg dibangun negara, fasum perumahan atau perkantoran bahkan yg dibangun masyarakat secara swadaya, bahkan ada masjid pesantren dan sekolah," kata KH Cholil Nafis.
Ketua MUI itu menyampaikan bila ingin melakukan pemetaan terhadap terorisme, maka perlu juga dipetakan di semua rumah ibadah, perkantoran, instansi, dan lain-lain.
Menurut KH Cholil Nafis, hal tersebut dapat dijadikan sebagai objek dakwah.
Baca Juga: Polri Akan Petakan Masjid untuk Cegah Terorisme, Cipta Panca: Noh Koruptor Bebas Berseliweran
"Klo mau metakan terorismenya ya juga semua rumah ibadah, kantoran n istansi dll sbg objek dakwah," ujarnya.
Cuitan KH Cholil Nafis itu turut mengundang reaksi netizen yang tidak habis pikir dengan rencana Polri tersebut.
"Makin ngk karu-karuan nih polisi," ucap akun @ayu_gie2008.
"Tambah ancur iki negara," komentar akun @yusup_wibisono.
Baca Juga: KH Cholil Nafis Minta Partai Beri Sanksi Arteria Dahlan: Agar Persepsi Publik Tak Bergeser Jadi Antipartai
"Puja pujilah rezim, agar aman didunia," sindir akun @Armandewe07.
Sebelumnya, Polri berencana untuk memetakan masjid-masjid di Indonesia guna mencegah tindakan ekstremisme dan terorisme.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Keamanan Negara Badan Intelijen Keamanan Mabes Polri, Brigjen Pol Umar Effendi dalam acara Halaqah Kebangsaan Optimalisasi Islam Wasathiyah dalam Mencegah Ekstremisme dan Terorisme yang diselenggarakan MUI pada Rabu, 26 Januari 2022.
Menurut Umar, ada sejumlah masjid di Indonesia yang dijadikan tempat untuk penyebaran radikalisme.
Tak hanya di masjid, dia juga menyampaikan media sosial kerap digunakan sebagai sarana bagi kelompok teroris untuk menyebarkan radikalisme.***
