Ketua MUI Cholil Nafis Sebut 'Pilih Mana: Al-Qur’an atau Pancasila?' Pertanyaan Konyol, Febri: Menyedihkan

- 4 Juni 2021, 06:51 WIB
Ketua MUI Pusat, KH. Cholil Nafis.
Ketua MUI Pusat, KH. Cholil Nafis. /Foto: Instagram @Cholilnafis/


SEPUTARTANGSEL.COM - Polemik pertanyaan kontroversial dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) bagi pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam rangka pengalihan status pegawai menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) terus menjadi sorotan publik.

Pertanyaan-pertanyaan dalam TWK KPK tersebut bahkan disebut konyol dan tidak ada hubungannya dengan pemberantasan korupsi di Indonesia.

Salah satu pertanyaan dalam TWK KPK adalah milih Pancasila atau al-Qur’an? Sementara pegawai yang ikut TWK harus memilih salah satunya dari pilihan tersebut.

Baca Juga: Waspada, Pengendara Kendaraan Bermotor Harus Lebih Patuh Lalu Lintas

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat M Cholil Nafis mengatakan bahwa pilihan antara Pancasila dan al-Qur’an adalah pertanyaan konyol.

"Pertanyaan, Pancasila atau al-Qur’an dan tak boleh memilih keduanya adlh pertanyaan konyol. Meskipun tujuan pertanyaan utk pemetaan," cuit Cholil Nafis dalam akun Twitter pribadinya, Jumat 4 Juni 202.

Menurut Cholil Nafis, al-Qur’an dan Pancasila bagaikan jiwa dan fisiknya bagi umat Islam sehingga hal itu tidak bisa dijadikan pilihan dengan harus memilih salah satunya.

Baca Juga: Jasad Bayi Hilang dalam Perjalanan Diselidiki Polres Magelang

"Berpancasila yg baik pastinya ber-Islam yg utuh demikian sebaliknya. Mengapa didikotomis?," ujarnya.

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta ini juga menyarankan agar tidak membawa al-Qur’an ke ranah privat saja, sementara Pancasila ranahnya publik.

"Jangan meminggirkan al-Qur’an jadi wilayah privat dan pancasila wilyah publik. Krn keduanya bisa diamalkan secara bersamaan, baik privat dan publik," tuturnya.

Baca Juga: Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Thailand di SCTV, Kualifikasi Piala Dunia 2022

"Nilai pancasila spiritnya al-Qur’an. Berarti al-Qur’an ya inspirasi dan aspirasi. Pacasila bukan agama tapi isinya dijuwai agama," imbuhnya.

Sebelumnya, mantan juru bicara (Jubir) KPK Febri Diansyah mencuitkan bahwa dalam TWK KPK terdapat pertanyaan memilih Al-Qur’an atau Pancasila.

Febri mengungkapkan bahwa pegawai yang ikut TWK tersebut menjawab bahwa dalam konteks beragama al-Qur’an menjadi pilihannya, sementara dalam bernegara, Pancasila yang dipilih.

Baca Juga: Rogoh Rp2,8 Miliar per Bulan Untuk Bayar Listrik PJU, Disperkimta Tangsel Beralih ke LED

"Pilih yg mana: Al-Qur’an atau Pancasila?
Mengingatkan saya pd pertanyaan Tes Wawasan Kebangsaan KPK.
Pegawai jawab:
Dalam konteks beragama saya memilih Al-Qur’an. Dalam konteks bernegara, saya memilih Pancasila," cuit Febri beberapa waktu lalu.

Pihak pewawancara lantas mendesak peserta TWK untuk memilih salah satu dari pilihan tersebut.

"Pewancara mendesak bbrpa kali: harus pilih salah satu," ujarnya.

Baca Juga: Perdana Menteri Albania: Eropa adalah Agama

Meski menjadi kontroversial, namun menurut Febri, tidak ada pihak terkait yang menjelaskan maksud dan tujuan dari pertanyaan tersebut.

"Sampai hari ini, tidak ada penjelasan yg klir dari penyelenggara tes tentang pertanyaan2 kontroversial tsb," katanya.

"Wawasan Kebangsaan apa yg dikehendaki?
Sungguh menyedihkan," tambahnya.***

Editor: Muhammad Hafid


Tags

Terkait

Terkini

x