Haji di Masa Pandemi, ini Kata Praktisi Haji Soal Pengganti Jika Tidak Arba'in

- 29 April 2021, 23:19 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /Sumber: Pixabay / Konevi /

 

SEPUTARTANGSEL.COM – Kementerian Agama (Kemenag) telah mengeluarkan rencana alur pergerakan jemaah jika nantinya akan dilakukan pemberangkatan haji 1442H/2021M.

Dalam alur pergerakan tersebut, dapat dilihat adanya pembatasan beberapa rangkaian ibadah haji dengan alasan protokol kesehatan.

Salah satu yang dibatasi adalah masa tinggal jemaah haji di kota Madinah.

Jika pada masa sebelum pandemi, masa tinggal jemaah haji di Madinah adalah delapan hari 12 jam, maka di masa pandemi berubah menjadi tiga hari saja.

Baca Juga: Reshuffle Besar-besaran Tidak Terbukti, Ketua DPR: Saatnya Para Menteri Fokus Bekerja

Baca Juga: Hindari Lonjakan Covid-19 Saat Libur Lebaran, Presiden Minta Kepala Daerah Waspada

Ini disinyalir akan berdampak pada ibadah-ibadah sunah yang biasanya dilaksanakan jemaah haji Indonesia di kota nabi tersebut.

“Salah satunya, di masa pandemi ini tidak memungkinkan kita untuk melaksanakan salat empat puluh waktu berjemaah di Masjid Nabawi atau yang biasa dikenal dengan Arba'in,” ucap  praktisi haji KH Ahmad Baidhowi seperti dikutip dari laman resmi Kemenag. 

Baidhowi menyampaikan jemaah tidak perlu berkecil hati bila tidak memperoleh kesempatan melaksanakan arba'in.

“Jika ada pertanyaan apa hukumnya meninggalkan arba'in? Ya tidak apa-apa. Karena arba'in termasuk ibadah sunah. Meninggalkan ibadah sunah tidak ada denda, tidak berdosa,”jelas Baidhowi.

Baca Juga: Narkoba 2,5 Ton Berhasil Diungkap Satgas Merah Putih

Baca Juga: Syukurlah, Tunggakan Insentif 79 Ribu Nakes Siap Dibayarkan

Menurutnya, alasan tidak melaksanakan arba'in di masa pandemi ini bertujuan untuk mencegah kemungkinan penyebaran Covid-19.

“Dalam masa pandemi ini, menjaga diri agar tidak tertular atau menularkan Covid-19 lebih wajib hukumnya,”urainya.

“Tapi jemaah tidak perlu takut tidak bisa memperoleh fadhilah arba'in. Karena ternyata ada ibadah lain yang dapat kita laksanakan, yang fadhilahnya sama dengan kita melaksanakan arba'in, yakni akan terbebas dari api neraka, selamat dari azab, serta terbebas dari kemunafikan,” katanya.

Ia pun menyebut ada amalan lain yang dapat dilakukan untuk mengganti salat arba'in.

Baca Juga: Jelang Lebaran, Muhaimin Iskandar Minta Pemerintah Benahi Tata Kelola dan Jaga Stabilitas Harga Pangan

Baca Juga: Klaster Perkantoran Meningkat, Menaker Ida: Protokol Kesehatan di Tempat Kerja Harus Diperketat

“Ini mengacu pada hadis yang diriwayatkan Tirmidzi. Ada amalan-amalan lain yang memiliki fadhilah sama atau setara dengan arbain,”ujarnya.

Pertama, melaksanakan salat berjemaah selama 40 hari berturut-turut.

“Jika jemaah haji bermaksud mendapatkan fadhilah arba’in yang hilang, maka sekembalinya ke tanah air dapat mencari ganti dengan melakukan shalat berjamaah selama 40 hari,”kata Baidhowi.

Kedua, melaksanakan salat berjemaah di hotel-hotel penginapan.

Baca Juga: Unik, Pria Asal Filipina Pamer Koleksi Mainan Dari Resto Cepat Saji, Sampai Menang Guinness World Record

Baca Juga: Apa Harapan Nadiem Makarim Usai Dilantik Jadi Mendikbudristek?

“Kita tentunya berharap dengan berjemaah ini kita juga memperoleh pahala dengan mengambil keutamaan tanah haram,”tuturnya.

Ketiga, melaksanakan ibadah-ibadah sunah yang dianjurkan selama di Madinah.

“Misalnya, kita dianjurkan untuk memperbanyak puasa dan sedekah selama di Madinah. Itu dapat kita lakukan. Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan,” ujar Baidhowi.

Baca Juga: Ingat, Selama Larangan Mudik Korlantas Akan Awasi Ketat Tempat Wisata

Baca Juga: Jelang May Day, Menaker Ida Fauziyah Minta Pekerja Patuhi Protokol Kesehatan

Bukan hanya ibadah arba'in yang kemungkinan besar tidak dapat dilaksanakan di Madinah pada saat musim haji di masa pandemi.

“Ibadah ziarah ke makam Rasulullah dan sahabat pun sepertinya akan sulit untuk dilakukan. Untuk itu kita bisa menggantinya dengan memperbanyak shalawat nabi,” ujarnya. ***

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini

x