Bagi Yenny Wahid, Nadiem Makarim memiliki semangat dan komitmen untuk terus mengedepankan penghormatan terhadap jasa-jasa para tokoh bangsa. Seperti dikutip dari Antara.
Dia berharap ada perbaikan penyusunan sejarah melalui proses yang lebih transparan dan partisipatif.
Baca Juga: Radio di Lombok Utara Dorong Pemberdayaan Perempuan
Baca Juga: Perempuan Berperan Besar Dalam Pengembangan Sektor Digital
“Disisir lagi semua konten-kontennya apakah ada yang bertentangan dengan konteks sejarah kita. Apakah ada penghilangan aktor-aktor sejarah kita yang penting tidak masuk di dalamnya. Atau justru ada memasukkan tokoh-tokoh yang sebenarnya musuh ideologi yang bertentangan dengan Pancasila,“ katanya di Jakarta pada Rabu, 21 April 2021.
Proses kurasi konten nantinya dapat melibatkan para sejarawan.
Masyarakat juga diberikan akses untuk berpartisipasi meneliti konten kamus tersebut. Dengan demikian, publik dapat menyumbangkan input, saling mengkoreksi dan terbangun proses transparansi yang tidak terjebak kepada pendekatan birokratis. Setelah revisi, pemerintah dapat segera menerbitkan dan menyampaikan kepada publik kamus dengan naskah dan konten yang resmi.
Mendikbud Nadiem Makarim sebelumnya sudah mengungkapkan melalui video di akun media sosial pribadinya bahwa kamus sejarah tersebut disusun pada 2017. Sebelum dia menjabat Menteri.
Baca Juga: TII: Kita Perlu Mendorong Reformasi Partai dan Inklusi Anak Muda
Baca Juga: Menteri Agama Menilai Menjaga Kesehatan Diri dan Bersama Hukumnya Wajib