Terkuak Ferdy Sambo Lakukan Ini Usai Bunuh Brigadir J, Refly Harun Singgung Isu LGBT: Geli, di Kamarnya Ada...

18 September 2022, 12:31 WIB
Terungkap apa yang dilakukan Ferdy Sambo usai bunuh Brigadir J /Diolah Dari Google

SEPUTARTANGSEL.COM - Satu per satu fakta baru terkait pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J terungkap.

Menurut kuasa hukum Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR, Erman Umar, Ferdy Sambo mengumpulkan para ajudannya di Gedung Provos, Mabes Polri pada Jumat, 8 Juli 2022 malam.

Hal itu dilakukan Ferdy Sambo tepat setelah menghabisi nyawa Brigadir J di rumah dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Lika-liku Kasus Pembunuhan Brigadir J: Ferdy Sambo Diduga Sakit Jiwa hingga Disebut Mirip Tokoh Psikopat Ini

Erman mengatakan, dalam pertemuan tersebut Ferdy Sambo meminta agar kliennya dan semua pihak yang terlibat dalam pembunuhan Brigadir J mengikuti skenario yang ia buat.

Dalam hal ini, Bripka RR diminta untuk mengatakan bahwa dirinya bersembunyi di balik kulkas ketika Brigadir J dibunuh.

Dalam Berita Acara Pemeriksaan, Ferdy Sambo membenarkan pernyataan mantan Karo Paminal Polri Brigjen Hendra Kurniawan bahwa semua saksi kasus Brigadir J sempat dibawa ke Gedung Provos Polri.

Mereka adalah Bripka RR, Bharada E, dan Kuat Ma'ruf.

Baca Juga: Ferdy Sambo Bisa Lolos Hukum Kasus Brigadir J karena Hal Ini, Refly Harun: Komnas HAM Kok Seolah-olah Ingin...

Sementara itu, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun menilai hal ini semakin membenarkan kebohongan Sambo.

"Pengakuan Bripka RR makin menegaskan kebohongan yang didesain oleh Sambo," kata Refly Harun.

"Kalau kita bicara tentang otak pembunuhan Brigadir Yosua, maka permainan sudah selesai. Tapi yang belum selesai adalah motif, mengapa Sambo harus mengakhiri hidup Yosua," tambahnya.

Baca Juga: Putri Candrawathi Diduga Lebih Berbahaya Daripada Ferdy Sambo, Pengacara Brigadir J: Dia Mengontrol...

Refly Harun melihat, motif di balik pembunuhan Brigadir J sengaja tidak lagi ditonjolkan dan terus berputar-putar di area domestik.

"Nah motif ini yang kemudian sepertinya sengaja tidak lagi ditonjolkan, berputar-putar di motif domestik yang membuat kita geli-geli sedap," tuturnya.

Motif domestik itu antara lain mengenai dugaan pelecehan seksual hingga hubungan terlarang antara Sambo dengan Brigadir J.

"Ada Pak RT yang mengatakan di kamarnya itu hanya ada foto sendiri Sambo bersama Brigadir J. Lalu spekulasi muncul hubungan yang sejenis dan sebagainya," ucapnya, dikutip SeputarTangsel.com dari kanal YouTube Refly Harun pada Minggu, 18 Agustus 2022.

Baca Juga: Kejagung Terima Kembali Berkas Perkara Ferdy Sambo dan Tersangka Lainnya, Kenapa?

Kemudian, mantan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi itu juga menyinggung tempat kejadian perkara dugaan pelecehan seksual terhadap istri Sambo, Putri Candrawathi yang diubah dari di Jakarta menjadi di Magelang, Jawa Tengah.

Refly Harun menuturkan, Bripka RR juga mengaku tidak melihat Putri Candrawathi menangis.

"Bripka RR awalnya berada di pihak itu (Ferdy Sambo) juga, tapi sekarang dia mengatakan tidak melihat Putri menangis, yang menangis adalah Susi," ujarnya.

Baca Juga: Pengacara Brigadir J Duga Ferdy Sambo Suap Lembaga untuk Selamat, Refly Harun: Jangan Sampai Hilang...

"Yang dia lihat adalah ketegangan antara Kuat dan Brigadir J, serta Brigadir J yang dia antar ke Putri. Putri cuma tidur-tiduran saja," kata Refly Harun menambahkan.

Bripka RR justru mengatakan bahwa Putri Candrawathi masuk ke kamar dan memanggil Brigadir J.

Lebih lanjut, mantan Komisaris PT Jasa Marga itu juga menyinggung dugaan perselingkuhan antara Kuat Ma'ruf dan Putri Candrawathi maupun Kuat Ma'ruf dan Susi.

Ia menilai, semakin lama motif di balik pembunuhan Brigadir J semakin tidak jelas.

Baca Juga: Ferdy Sambo Diduga Lakukan Pemerasan, Kamaruddin Simanjuntak: Untuk Dapat Jabatan Brigjen Setor Rp2,5 Miliar

Karena itu, Refly tidak menampik kemungkinan dengan aktivitas ilegal Ferdy Sambo seperti judi online dan narkoba.

Sementara Brigadir J merupakan pihak yang mengetahui semua aktivitas pimpinannya itu.

"Tapi kita tidak pernah mendapatkan konfirmasi apapun dari timsus mengenai kemungkinan motif tersebut," tuturnya.

"Padahal ada atau tidak ada motif itu, maka fenomena Satgasus ini kan seharusnya dilakukan audit, tidak dibiarkan begitu saja. Dibubarkan, tanpa audit sama sekali, dan seolah-olah the game is over. Kan harusnya tidak begitu," tegas Refly Harun.***

Editor: H Prastya

Tags

Terkini

Terpopuler