PAN Gabung Koalisi Jokowi, Ini Peringatan Keras dari PSI yang Sejak Awal Jadi Anggota

29 Agustus 2021, 20:05 WIB
Sekretaris Dewan Pembina PSI, Raja Juli Antoni dan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan. PSI tegas mengingatkan PAN agar tidak bermain di dua kaki apalagi sampai /Instagram @amanatnasional/@rajaantoni/

SEPUTARTANGSEL.COM - Tak ingin kejadian di masa lalu terulang, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memperingatkan Partai Amanat Nasional (PAN) yang baru saja bergabung ke dalam koalisi Jokowi.

PSI sebagai anggota koalisi Jokowi sejak awal memperingatkan agar PAN tidak bermain dua kaki seperti di masa lalu.

Ketika itu, kader PAN mendapat jatah menteri di kabinet Jokowi, namun pengurus dan kebijakan partai justru sering menyerang Jokowi.

Baca Juga: PAN Gabung Koalisi Pemerintah, Rachland Nashidik: Tak Apa, Toh Sebelumnya Praktis Tak Pernah Bersuara Kritis

Peringatan itu disampaikan langsung oleh Sekretaris Dewan Pembina PSI, Raja Juli Antoni.

Raja Juli Antoni mengingatkan PAN bahwa PSI sejak awal mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Kami sebagai anggota koalisi yang sejak awal mendukung pasangan Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin," kata Raja Juli Antoni dalam video yang diunggah di akun Twitternya yang dilihat pada Sabtu, 28 Agustus 2021.

Awalnya, Raja Juli Antoni di videonya mengucapkan selamat datang atas bergabungnya PAN.

Baca Juga: Demokrat Tanggapi PAN yang Gabung Kubu Jokowi: Biasa Saja, Sama Seperti Prabowo, Faldo Maldini, dan Lainnya

"Saya atas nama PSI, mengucapkan selamat datang kepada teman-teman PAN dalam koalisi besar Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf ini," kata Raja Juli Antoni.

Dengan bergabungnya PAN, berarti koalisi Jokowi saat ini didukung tujuh partai. Untuk menghadapi masalah yang ada dan luasnya Indonesia, sebut Raja Juli Antoni, dibutuhkan kebersamaan dalam mengatasi kompleksitas masalah yang dihadapi.

"PAN akan menjadi energi baru, kita sama-sama solid, berjalan beriringan meningkatkan solidaritas," ujarnya.

"Terutama membantu pemerintah dalam mengatasi Covid-19 yang memang membuat banyak masalah ke rakyat Indonesia," tambahnya.

Baca Juga: PAN Resmi Merapat ke Koalisi Jokowi, Demokrat: Istana Jangan Dibuat Konspirasi Jahat, Istana Punya Rakyat!

Namun, di akhir, ia menyampaikan peringatan keras. PSI tegas mengingatkan PAN agar tidak bermain di dua kaki apalagi sampai "nembak" Presiden Jokowi.

Antoni secara pribadi meminta PAN total dalam membantu dan mendukung Jokowi. Dia tak ingin kejadian di masa lalu terulang. Setelah PAN mendapat "kue", malah bermain di dua kaki.

Antoni ingin PAN mendukung pemerintah tidak seperti periode pertama, dan tidak bermain dua kaki.

Dia lantas mengingatkan PAN saat berada di pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla 2014-2019.

Satu kader partai berlambang matahari putih itu menjadi anggota kabinet, akan tetapi kader PAN lainnya malah menyerang Presiden Jokowi.

Baca Juga: PAN Gabung Koalisi Pemerintah, Gus Umar: Demokrasi Sudah Hancur karena Oposisi yang Tidak Seimbang

"Tapi pada saat bersamaan saya juga ingin memberikan imbauan moral saya secara personal kepada teman-teman PAN mengingat ada preseden masa lalu, mengingat ada preseden masa lalu di mana PAN ini seperti main dua kaki," katanya.

"Salah seorang pengurusnya menjadi menteri di kabinet Pak Jokowi, akan tetapi langkah politiknya, personal-personal lainnya selalu nembakin Pak Jokowi," ucpnya.

Dengan pengalaman seperti itu, Antoni mengatakan, setelah PAN masuk dalam barisan koalisi pendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, tak lagi bermain politik dua kaki.

"Jadi saya berharap pada periode ini pemimpin PAN di bawah Bang Zul dapat lebih consequence dalam pilihan politik mereka," katanya.

Baca Juga: PAN DPR Desak Pemerintah Sedia RS Khusus Pejabat, Gus Umar: Ajak Rekan Anda Bangun Pakai Dana Sendiri

Artikel ini telah tayang di Pikiran-rakyat.com dengan judul: "Gabung Koalisi, PSI Ingatkan PAN Dilarang Main Dua Kaki Apalagi 'Nembak' Jokowi"

"Jadilah peserta koalisi yang consequence memberikan dukungan politik kepada Pak Jokowi dan berhenti bermain dua kaki," tuturnya.

Sebagai informasi, di periode pertama Presiden Jokowi, PAN menempatkan mendapat jatah satu kursi menteri, Asman Abnur. Dia menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Kemudian, di sisi lainnya Ketua Dewan Kehormatan PAN ketika itu, Amien Rais, dan sejumlah kader lainnya malah kerap mengkritik kebijakan pemerintah.*** (Rizki Laelani/Pikiran Rakyat)

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler