BKN Mengaku Tak Pegang Hasil TWK KPK, Febri Diansyah: Ini Tes Atau Petak Umpet?

23 Juni 2021, 12:37 WIB
Febri Diansyah merasa heran pengakuan KPK dan BKN yang tidak pegang hasil TWK lembaga anti rasuah itu. /Tangkap layar Twitter.com/@febridiansyah.

SEPUTARTANGSEL.COM – Mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Febri Diansyah menanggapi pemberitaan mengenai Badan Kepegawaian Nasional (BKN) yang mengaku tidak memegang hasil Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).

Febri Diansyah mempertanyakan pihak mana yang sebetulnya memegang hasil tes tersebut.

Pasalnya, KPK, BKN, bahkan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) mengklaim tidak memegang hasil TWK KPK.

Baca Juga: Komnas HAM temukan Titik Terang Adanya Perbedaan Pernyataan KPK dan BKN Terkait TWK

Melalui unggahan akun Twitter-nya, Febri Diansyah atau disapa Febri mempertanyakan kejelasan tes tersebut atau hanya sekedar bermain petak umpet saja.

“Sebelumnya Kemenpan RB bilang tdk terlibat TWK. Diperiksa Komnas HAM, tp ada yg lewat pintu belakang. Ini tes atau maen petak umpet?” tulis akun Twitter @febridiansyah seperti dikutip SeputarTangsel.Com pada Rabu, 23 Juni 2021.

Sambil berkelakar, dia mempertanyakan kejelasan dari 75 pegawai KPK yang dinyatakan tidak lolos.

Baca Juga: Jokowi Turun Tangan Soal 75 Pegawai KPK Dinonaktifkan, Firli Bahuri-BKN Diminta Ikuti Perintahnya

“Dengan semua permainan ini, trus #75pegawaikpk yg disingkirkan disuruh legowo? Apa ga ada lelucon lain lain?” tulis Febri disertai emoticon tertawa terbahak-bahak.

Febri menganalogikan hasil TWK KPK seperti sebuah ruang gelap yang menutupi mata, maka dibutuhkan matahari untuk membersihkan kuman yang ada di dalamnya.

Ruang gelap diartikan sebagai proses hasil TWK yang ditutupi dari mata publik, sedangkan matahari diartikan sebagai proses keterbukaan untuk mengungkap hasil TWK KPK.

Baca Juga: BKN Akhirnya Buka Suara Terkait Pertanyaan Kontroversial TWK Bagi KPK, Paryono: Pengukuran Tingkat Keyakinan

“Tak terbayangkan jika hal2 seperti ini hanya terjadi di ruang gelap.. Ditutup2i dari mata publik.. Dalam konteks inilah, terangnya matahari (keterbukaan) bs membunuh kuman2,” ungkap Febri. 

Febri berharap lembaga seperti Ombudsman dan Komnas HAM dapat menjadi lembaga yang konsisten dalam proses penyelesaian kasus TWK KPK tersebut.

“Karena itulah, proses di Ombudsman dan Komnas HAM menjadi penting.. Smg dua lembaga ini konsisten,” jelasnya.

Baca Juga: Anies Baswedan Dikabarkan Resmi Ditetapkan sebagai Tersangka oleh KPK, Cek Faktanya

Lebih lanjut, Febri menyayangkan pihak-pihak yang menebar kebohongan dan menyerang lembaga serta orang-orang yang membela keterbukaan TWK KPK dengan narasi yang usang. Misalnya, isu Taliban, dana asing, dan tuduhan terhadap Novel Baswedan.

“Di tengah ketertutupan & ketidakjelasan informasi ini, gerombolan buzzer menebar kebohongan & menyerang lembaga & orang dg narasi2 usang: Taliban, dana asing hingga tuduhan thd Novel menggunakan video yg jg hoax,” ucapnya.

Menurut Febri, semakin isu-isu tersebut dinaikan, maka semakin mudah mengetahui bahwa sedang ada hal yang ditutupi dari publik.

Baca Juga: Tiga Komentar Iwan Fals: Covid-19 di Jakarta, Puan Jadi Presiden Hingga Dana Haji, Pajak Sembako dan TWK

“Semakin ini dilakukan, semakin kt tahu ada kebusukan yg ditutupi,” pungkasnya.***

Editor: Taufik Hidayat

Tags

Terkini

Terpopuler