Alissa Wahid Menerangkan Maksud Gus Dur Dalam Video Teror Bom Yang Sempat Viral

1 April 2021, 14:36 WIB
Penjelasan Alissa Wahid, putri Gus Dur, lewat akun Twitter miliknya. /Sumber: Akun Alissa Wahid/

SEPUTARTANGSEL.COM – Unggahan potongan video di media sosial tentang konspirasi di balik pengeboman menjadi viral dan menghebohkan.

Di Twitter, potongan video itu diunggah akun @AidulFa pada 28 Maret 2021. Berupa wawancara dengan mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dalam bahasa Inggris.

Tidak adanya penjelasan lebih lanjut terkait unggahan itu dapat memicu pelbagai pandangan liar.

Baca Juga: Ngakak! Lelaki Ini Pasang Paku Di Jok Motor Karena Pacarnya Cemburuan

Baca Juga: Demokrat Versi KLB Ditolak, Pengamat: Bersiap Buat Partai Baru

Untunglah Alissa Wahid, putri Gus Dur, bersedia memberikan penjelasan.

Dalam cuitannya di akun Twitter pribadinya @AlissaWahid, dia menerangkan konteks Gus Dur bicara dalam video itu adalah konteks saat itu dan hal itu sudah jauh berbeda dengan konteks sekarang.

“Konteksnya sudah beda. Misleading kalau gunakan video GusDur tentang Bali Bombing untuk saat ini,” tulis Alissa pada 30 Maret 2021.

Baca Juga: Usai Ditolak Kemenkumham, Partai Demokrat KLB Akan ke PTUN

Baca Juga: Satgas Penanganan Covid-19 Tegaskan Setiap Kegiatan Wajib Patuh Protokol Kesehatan

Alissa menambahkan bahwa dominasi politik Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) masih kuat saat ayahnya menjabat sebagai Presiden.

Transisi Orde Baru ke Reformasi mengalami gejolak politik yang hebat. Karena itu Gus Dur memisahkan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan polisi waktu.

“Jangan lupa, dulu konteksnya 32 tahun dengan angkatan bersenjata yang bisa lakukan segalanya, juga rekayasa. Justru itu alasan Gus Dur memisahkan ABRI jadi TNI dan Polri,” tulis Alissa.

Baca Juga: Sindir Program Musrenbang DKI Jakarta 2021, Ferdinand Hutahaean: Gubernur DKI Jakarta Kok Lucu Begini

Baca Juga: Teroris Serang Mabes Polri, Komedian Pandji: Teroris Ini Merasa Dirinya Rambo

Alissa Wahid menyampaikan fakta bahwa jaringan teroris seperti Jamaah Ansharut Daulah (JAD) adalah ancaman nyata. TNI dan polisi menjadi incaran mereka.

“Konteks sekarang, aksi-aksi jaringan teroris termasuk JAD lebih banyak ke markas/pos militer dan polisi, selain ke rumah ibadah.”

Keterangan Alissa Wahid tersebut sekaligus menjawab unggahan potongan video di media sosial tentang konspirasi di balik pengeboman. Dalam potongan video itu mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur terlibat dalam wawancara dalam bahasa Inggris.

Baca Juga: Apa Alasan Film Venom: Let There Be Carnage Mundur Tayang?

Baca Juga: Mensos Risma Hentikan Bansos Covid-19 Hingga April 2021, Ini Penggantinya

Di Twitter, potongan video itu diunggah akun @AidulFa pada 28 Maret 2021.

Dalam potongan video itu, Gus Dur menyebutkan adanya konspirasi di balik aksi pengeboman. Dia menyebutkan kemungkinan pelaku adalah aparat.

“… bisa saja pelakunya justru aparat kami sendiri. Bukan yang selama ini dianggap sebagai pelakunya yaitu dari kelompok fundamentalis,” kata Gus Dur dalam video itu.

Baca Juga: Kapolri Tetapkan 1.062 Polsek Kini Tak Lakukan Proses Penyidikan

Baca Juga: Diskon Listrik, Apa Ketentuan Baru PLN?

Tetapi pewawancara mengkonfrontir dengan pertanyaan. ”Tapi Jemaah Islamiyah juga sudah dituduh terlibat?”

“Ya, saya tahu tapi tidak ada bukti. Bukti yang ada malahan bom itu mirip dengan kepunyaan polisi. Itu masalahnya, setiap bom yang ada sampai saat ini selalu milik pemerintah.

“Amrozi selalu menyulut bom pertama. Itulah selalu masalahnya. Tapi tidak berarti ia terlibat. Tidak, tidak, tidak,” kata Gus Dur.

Baca Juga: Segera Ganti Kartu ATM ke Chip, Himbau Bank Mandiri ke Nasabahnya

Baca Juga: Akhirnya, CVR Sriwijaya Air SJ-182 Berhasil Ditemukan

Pewawancara kembali melontarkan pertanyaan. ”Jadi Anda yakin bahwa para pengebom tidak tahu bahwa ada bom kedua?”

“Ya. Betul sekali,” jawab Gus Dur.

“Lalu siapa yang merencanakan bom kedua itu?”

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Soroti Twitter KPK: Begitu Banyak Mention Korupsi Tak Direspon

Baca Juga: Ketua DPD: Stop Kekerasan Terhadap Jurnalis

“Bisa jadi itu polisi. Atau tentara. Saya tidak tahu,” jawab Gus Dur.

Sampai pada poin itu lalu video pun terputus. Nama Gus Dur pun dicuitkan di Twitter setelahnya.

Politisi senior dari PKS, Hidayat Nur Wahid juga turut membagikan video tersebut dan meminta kejelasan Gus Nadirsyah Hosen apakah benar video ini disampaikan oleh Gus Dur.

Baca Juga: Wow, 94 Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 Sejak Januari

Baca Juga: PBHI Soroti Oknum Aparat Kepolisian Terlibat dalam Penganiayaan Wartawan Tempo

“Gus @na_dirs, benarkah ini dari Gus Dur? bagaimana sebenarnya? dari Australia mungkin bisa meneropong lebih jernih. Nuwun,” tulis Hidayat Nur Wahid dalam akun Twitter pribadinya @hnurwahid pada Senin, 29 Maret 2021.***

Editor: Ignatius Dwiana

Tags

Terkini

Terpopuler