Network
SEPUTARTANGSEL.COM – Cabin Fever Syndrom atau disebut juga Seasional Affective Disorder merupakan salah satu ancaman psikologis akibat pandemi Covid-19, yang dapat menimbulkan serangkaian kesehatan psikologis emosi negatif dan rasa sedih pada seseorang.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) memaksa kita untuk meminimalisir kegiatan di luar rumah, akibatnya timbul rasa bosan dan juga kejenuhan karena terlalu lama terisolasi di dalam rumah.
Dokter Consulation Liaison Psychiatrist (CLP) spesialis otak dan stimulasi, dr Santi Yuliani,SpKJ menjelaskan terlalu lama berada di dalam kondisi yang sama secara terus-menerus dapat menurunkan kadar dopamin dalam otak karena minimnya stimulus eksternal yang kita dapatkan.
Baca Juga: Waspada Cabin Fever Syndrom, Ancaman Kesehatan Psikologis Akibat Terlalu Lama di Rumah
Akibatnya seseorang akan kehilangan rasa semangat, kehilangan kemampuan dalam kognitif dan psikomotor.
“Kondisi bosan yang berkepanjangan bisa mengganggu serotonin kita. Serotonin bertugas untuk menstabilkan suasana hati, perasaan nyaman, dan kebahagiaan kita,” ujar dokter Santi dikutip SeputarTangsel.Com di laman Instagram @santi_psychiatrist pada Jumat, 20 Agustus 2021.
Menurut dokter Santi, serotonin juga memungkinkan sel-sel otak dan sel-sel system syaraf lainnya untuk berkomunikasi satu sama lain sehingga individu dapat merasa harmonis.
Baca Juga: Kapan Waktu Tepat untuk Makan? Sekali Sehari Cukup, Ini Kata Dokter Zaidul Akbar
Guna mengatasi hal tersebut, dokter Santi bersama dokter Jeffri Aloys spesialis penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) berkolaborasi untuk berbagi tips mencegah Cabin Fever Syndrom (CFS).
