Pentingnya Berlaku Adil

- 9 April 2021, 22:31 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /Sumber: KindPNG /

SEPUTARTANGSEL.COM – Keadilan merupakan salah satu azas yang penting yang harus diperhatikan oleh setiap orang tanpa memandang golongan dan agama.

Berbuat adil berarti berlaku secara objektif dan tidak berat sebelah.

Perbuatan adil dalam agama Islam sendiri merupakan bagian dari keimanan bahkan seseorang wajib berlaku adil walau pun terhadap orang yang tidak disukai.

Baca Juga: Pesawat Terbang Pun Tidak Beroperasi Selama Larangan Mudik Lebaran 2021

Baca Juga: Temuan Covid-19 Varian E484K, Pemerintah Perketat Skrining Kedatangan Internasional

“Orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.” (QS. Al-Maaidah ayat 8)

Syaikh Muhammad Baqir al-Majlisi dalam kitabnya Biharul Anwar meriwayatkan sebuah kisah mengenai hakim dari bani Israil.

Dikisahkan bahwa di kalangan bani Israil terdapat seorang hakim yang adil dan bijaksana.

Baca Juga: Soal Ketersediaan Vaksin di Indonesia, Ini Kata Menteri Kesehatan

Baca Juga: Iwan Fals dan Ulil Bersyukur Presiden Teken PP Royalti Hak Cipta Musik

Hakim tersebut selalu menjatuhkan hukum secara objektif dan selalu memuaskan orang-orang yang meminta keputusan padanya.

Menjelang ajalnya, si hakim berpesan pada istrinya, ‘Kalau aku mati, mandikan dan kafanilah jasadku. Dan tutuplah wajahku, lalu letakkan jasadku di dalam keranda. Insyaa Allah, engkau tidak akan melihat kejadian buruk yang tidak diinginkan,” pesan hakim tersebut.

Ketika sang hakim meninggal istrinya menuruti wasiat sang suami. Namun sebagai istri yang ditinggalkan sang istri tersebut tak kuasa menahan hasrat untuk melihat wajah suaminya untuk terakhir kali.

Baca Juga: Polda Metro Gelar Operasi Keselamatan Jaya untuk Sosialisasikan Larangan Mudik

Baca Juga: Chelsea dan PSG Menang di Leg Pertama Perempat Final Liga Champions

Ketika kain yang menutup wajah sang hakim disingkap terkejutlah istrinya karena terdapat ulat dibagian hidung si hakim, melihat pemandangan tersebut sang istri kemudian pingsan.

Pada malam harinya, si istri kemudian bertemu kembali dengan sang hakim lewat mimpi.

Hakim tersebut berkata pada istrinya, “Apa kamu takut melihat ulat itu?” Istrinya berkata bahwa dirinya sangat ketakutan.

Baca Juga: Cegah Covid-19 Selama Ramadhan, Kegiatan Sahur on the Road Dilarang

Baca Juga: Begini Cara Menhub Budi Karya Sumadi Cegah Masyarakat untuk Mudik Lebaran 2021

Hakim berkata, “Demi Allah! Pemandangan menakutkan itu disebabkan keberpihakkanku dalam mengadili kasus saudaramu,” kata hakim.

“Suatu hari adikmu memiliki sengketa dan datang kepadaku, ketika mengadili kasus tersebut aku berdoa pada Tuhan agar kebenaran berpihak pada iparku bukan pada orang tersebut. Saat aku memeriksa berkas mereka, kebetulan  pihak yang benar adalah adikmu dan aku memutuskan adikmu memenangkan perkara.

Lalu sang istri bertanya apa kaitannya dengan ulat di wajah jenazah suaminya?

Baca Juga: Polisi Larang Sahur On The Road Ramadhan 2021, Simak Alasannya

Baca Juga: Biaya Haji 2021 Masih Dibahas, Belum Ada Ketetapan

Sang hakim menjawab, “Ulat yang engkau lihat itu adalah hukuman dan sanksi Allah atas apa yang tersimpan dalam pikiranku. Sedari awal aku sudah berpihak pada adikmu dan tidak menjaga sikap netral sebagai hakim, padahal orang yang bersengketa dengan adikmu mengharap kebijaksanaanku.”

Syaikh Baqir Khusru Syahi berkata, bahwa keadilan harus ditegakkan meskipun terhadap keluarga sendiri.

“Betapa menjadi hakim itu memiliki tanggung jawab yang besar di sisi Tuhan dan masyarakat. Boleh jadi seorang hakim bisa lolos dari hukuman dunia tapi bagaimana di akhirat nanti?”***

Sumber:

Allamah Majlisi, Warisan Hikmah Biharul Anwar, terj.Faruq al-Hirid, Jakarta: Hawra Publishers, 2004

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini

x