SEPUTARTANGSEL.COM – Seorang ibu berpuasa sampai mati demi meraih keadilan bagi putranya yang telah mati dibunuh.
Itulah yang dilakukan Ganga Maya Adhikari di Nepal. Putera ibu itu, Krishna Prasad Adhikari, dibunuh gerilyawan Maois pada Juni 2004 di Tandi, Bakulaur Chowk, distrik Chitwan di Nepal.
Pernyataan Komite Pengawas Akuntabilitas Nepal dalam kampanye mereka memohon dukungan untuk ‘Selamatkan hidup Satyagrahi Ganga Maya Adhikari’.
Baca Juga: Peningkatan Infrastruktur Transportasi di Jakarta Dampak Teknologi Digital
Baca Juga: 12 Pelanggaran HAM Berat Masih Stagnan
Satyagrahi berarti orang yang berjalan di jalan kebenaran. Paling sesuai dengan nama Ganga Maya Adhikari.
Satyagraha adalah istilah yang diciptakan Mahatma Gandhi. Ini merupakan gabungan dari kata Sansekerta. Satya berarti ‘kebenaran’ dan agraha berarti ‘desakan halus’ atau ‘berpegang teguh pada kebenaran’.
Ganga Maya Adhikari dan suaminya, Nanda Prasad Adhikari, berpuasa pada waktu yang berbeda selama lebih dari satu dekade.
Baca Juga: Pemilik Data Berhak Meminta Atas Salinan Data Pribadi Yang Dikendalikan Korporasi