SEPUTARTANGSEL.COM - Pegiat Media Sosial, Ade Armando menyebut bahwa pangkal masalah terhadap tragedi Kanjuruhan adalah supporter Arema FC, yakni Aremania.
Ade Armando menilai Aremania 'sok jagoan' dengan melanggar aturan dalam stadion Kanjuruhan Malang dan masuk ke lapangan.
Bahkan, Ade Armando menyebut polisi telah melaksanakan kewajibannya dengan menertibkan Aremania dengan menembakkan gas air mata.
Pernyataan ini lantas ditanggapi oleh Pegiat Media Sosial Umar Hasibuan atau Gus Umar melalui cuitan akun Twitter miliknya pada Selasa, 4 Oktober 2022.
Gus Umar menanggapi soal tragedi Kanjuruhan itu dengan mengunggah potongan video pernyataan Ade Armando.
Gus Umar menilai pantas Ade Armando banyak yang membenci.
Menurut Gus Umar, duka orang tua korban tragedi Kanjuruhan belum selesai, tapi Ade Armando sudah hina orang yang meninggal dalam kejadian tersebut.
Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Pengusutan Tragedi Kanjuruhan Tuntas dalam Sebulan, Bentuk Tim Pencari Fakta
"Gmn orang gak membencimu Ade Armando. Belum selesai duka orang tua yang kehilangan anaknya karena tragedi Kanjuruhan kau sudah hina-hina yang wafat," ungkap Gus Umar yang dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @UmarHasibuann_ pada Selasa, 4 Oktober 2022.
Bahkan, Gus Umar menuturkan Ade Armando memiliki potensi didatangi oleh Aremania karena pernyataannya.
"Siapa yang gak geram lihat ucapanmu ini. Nanti didatangi fans Arema kau bilang mereka anarkis padahal mulutmu ini yang anarkis," ujarnya.
Seperti yang diketahui, tragedi Kanjuruhan berawal saat ribuan suporter Arema FC, yakni Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah tim kesayangannya kalah 2-3 dari Persebaya dalam laga lanjutan Liga 1 Indonesia 2022-2023.
Polisi kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan yang membuat banyak supporter pingsan dan sulit bernafas sehingga banyak yang tumbang.
Supporter yang bertumbangan itu lantas membuat kepanikan di area stadion sehingga mereka berebut mencari jalan keluar.
Akan tetapi, jumlah pendukung yang membutuhkan bantuan medis tidak sebanding dengan jumlah tenaga kesehatan yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.
Para supporter yang menjadi korban itu banyak yang mengeluh sesak nafas terkena gas air mata dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion.
Hingga saat ini, jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan yang mencapai ratusan orang itu masih belum diketahui secara pasti.***