"Ada hal yang sebetulnya bisa diucapkan ulang, seluruh institusi. Hal yang bagus adalah dimulai dari Kepolisian supaya DPR juga mereformasi cara mereka berpikir. MK begitu, KPK juga begitu," kata Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung, reformasi dilakukan agar bangsa Indonesia teduh secara politik dan menghasilkan kembali pertumbuhan kembali.
Kemudian, Rocky Gerung menuturkan bahwa penilaian Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pentingnya stabilitas adalah keliru.
Pasalnya, kata mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia itu, yang penting dalam hal ini adalah profesionalitas institusi.
"Pak Jokowi juga sering kali juga agak kacau menganggap bahwa stabilitas penting. Bukan stabilitasnya yang penting, tapi profesionalitas dari institusi-institusi itu," tegasnya.
"KNPI bagus dia mendorong untuk reformasi. Dan rakyat memang melihat bahwa ini momentum untuk 'Sudahlah, soal Pemilu gampang itu.'," kata Rocky Gerung menambahkan.
Ia menuturkan, apabila penyelenggaraan Pemilu dilakukan dan dikawal oleh institusi-institusi yang rapuh, maka demokrasi tidak akan tumbuh.
"Bayangkan misalnya kita mau Pemilu 1,5 tahun lagi dan Polisi masih berantakan semacam ini, KPK masih mudah tebang pilih, MK gak paham fungsi konstitusional yang diberikan pada dia, yaitu judicial activism," ucapnya.