La Nyalla Sebut Luhut Bohong Soal Big Data, Anthony Budiawan: Penyebar Berita Bohong Dihukum 6 Tahun Penjara

- 16 April 2022, 12:08 WIB
Anthony Budiawan sepakat dengan pernyataan La Nyalla Mattalitti terkait Big Data yang diduga hoaks
Anthony Budiawan sepakat dengan pernyataan La Nyalla Mattalitti terkait Big Data yang diduga hoaks /Tangkap Layar YouTube.com/Refly Harun

SEPUTARTANGSEL.COM - Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan sependapat dengan pernyataan Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti yang menyebut Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan bohong soal 'big data'.

Sebelumnya Luhut mengatakan bahwa dia memiliki big data, yakni terdapat 110 juta netizen media sosial yang mendukung isu penundaan pemilu 2024.

Namun La Nyalla menyangkal data Luhut, dengan mengacu pada data yang dikeluarkan perusahaan analisis data, Evello.

Baca Juga: Jubir Luhut Tolak Buka Big Data Tunda Pemilu 2024, Direktur Parameter Politik: Rakyat Berhak Tahu

Data yang dipaparkan La Nyalla mengungkapkan bahwa big data netizen yang terlibat dalam percakapan tentang isu penundaan pemilu hanya berjumlah 693.289 akun media sosial, bukan 110 juta.

Data tersebut diperoleh dari analisis data terhadap akun media sosial seperti Twitter, Instagram, YouTube, dan Tiktok.

Anthony Budiawan sependapat dengan La Nyalla, bahwa Luhut berbohong tentang big data.

Baca Juga: Rencana Amandemen UUD 1945 Diduga Akan Dimanfaatkan Penumpang Gelap, Rocky Gerung: Sosoknya Pegang Big Data

"Luhut klaim ada 110 juta orang dukung penundaan pemilu. Ketua DPD La Nyalla bilang Luhut bohong. Menurut Evello, pembicaraan pemilu maksimal 693 ribu," ujar Anthony dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @AnthonyBudiawan pada Sabtu 16 April 2022.

Halaman:

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini

x