Emil Salim Tanggapi Mendag: Tak Perlu Minta Maaf, Lebih Baik Kerahkan Kemampuan Diri dan Jika Gagal Mundur

- 18 Maret 2022, 22:36 WIB
Antrean pembelian minyak goreng di sebuah pasar swalayan. hingga Mendag minta maaf tidak bisa mengontrol mafia.
Antrean pembelian minyak goreng di sebuah pasar swalayan. hingga Mendag minta maaf tidak bisa mengontrol mafia. /Foto: tangkap layar Twitter @utamigoatmilk/

SEPUTARTANGSEL.COM - Mantan Menteri di era Presiden Soeharto, Profesor Doktor Emil Salim ikut menanggapi permintaan maaf Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi.

Menurut Profesor Emil Salim yang juga seorang ekonom senior, Mendag tak perlu minta maaf. Dia hanya perlu mengeluarkan segenap kemampuan diri untuk menundukkan mafia minyak goreng.

Hal tersebut diungkapkan Profesor Emil Salim di media sosial prbadinya.

Baca Juga: KPPU Ajak Kemendag Berkoordinasi Usut Dugaan Mafia Minyak Goreng

"Menteri Perdagangan tak perlu minta maaf dalam rapat Komisi VI, karena gagal cegah mafia menimbun dan mengirim minyak goreng ke luar negeri," ujar Emil Salim sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @emolsalim2020, Jumat 18 Maret 2022.

"Sebaliknya sang Menteri kerahkan segenap kemampuan diri menundukkan mafia ini. Jika gagal berjuang, barulah pasrah mundurkan diri!" lanjut Emil Salim.

Netizen sangat setuju dengan pernyataan Emil Salim, tetapi mereka ragu kalau Mendag akan mundur sesuai yang disarankan.

"Pak Emil, sulit mendapatkan jabatan menteri, kursi empuk duit mengalir deras ke rekening. Hanya sedikit menahan bully oposisi yang tak punya kuasa, sayang kalau harus mundur," kata @Jokichan2.

"Maaf Pak Profesor, di negeri ini tidak ada tradisi mundur walau jelas-jelas gagal .. Maklum laah, jadi pejabat kan tidak dilengkapi dengan perseneling mundur, he he he .. ," pungkas @jacoub_arsil.

Baca Juga: Emak-Emak 'Nangis' Minyak Goreng Mahal, Kiky Saputri Sentil Jokowi yang Cuek: Oknum Nimbun, Pemerintah Camping

Senada dengan netizen lain, akun nana040461 juga setuju jika Mendag mundur. Namun, sepertinya tidak mungkin, karena semua bagian dari oligarki.

"Susah juga Pak, Prof ... Mereka semua hanyalah kacung-kacung para oligarki konglomerat hitam," ujar @nana040461.

Mendag Lutfi, kemarin Kamis 17 Maret 2022 memang meminta maaf di hadapa Komisi VI minyak goreng. Dia mengakui tidak dapat mengendalikan mafia.

Hal di atas merupakan bagian dari krisis minyak goreng yang sudah terjadi sejak akhir tahun 2021. 

Saat itu, harga minyak goreng merangkak naik. Akhirnya pada pertengahan Februari 2022 pemerintah memutuskan memberlakukan kebijakan satu harga dan Harga Eceran Tertinggi (HET), yaitu Rp14 ribu per liter.

Baca Juga: Said Didu Soal Mendag Lutfi Tak Kuat Lawan Mafia Minyak Goreng: Fakta Pemerintah Sudah di Tangan Para Cukong

Namun, kebijakan tidak memberikan solusi. Hanya dalam hitungan hari, minyak goreng menjadi langka di pasaran. Ibu-ibu di beberapa daerah harus antre untuk mendapatkan produk dengan harga terjangkau.

Pemerintah menetapkan kebijakan baru pada hari Rabu, 16 Maret 2022. Harga dikembalikan ke mekanisme pasar. Kebijakan ini mengembalikan ketersediaan minyak goreng. Sayangnya, harga justru melonjak lebih dari sepuluh ribu, hingga mencapai Rp50 ribu oer dua liter. ***

Editor: Taufik Hidayat


Tags

Terkait

Terkini

x