SEPUTARTANGSEL.COM - Cendekiawan, Profesor Emil Salim ikut buka suara terkait meledaknya perang antara Rusia dengan Ukraina.
Emil Salim mengungkapkan pecahnya perang antara Rusia dengan Ukraina menandakan dua hal.
Menurut Emil Salim, yang pertama menandakan bahwa Dewan Keamanan PBB yang telah dibentuk tidak efektif.
Baca Juga: Konflik Ukraina-Rusia Memanas, NATO Kerahkan Pasukan ke Wilayah Timur
Kedua, Emil Salim mengatakan hal tersebut menandakan tidak berubahnya perang dingin antara negara kapitalis melawan negara komunis.
Hal itu diungkapkan oleh Emil Salim melalui cuitan di akun Twitter @emilsalim2010 pada Sabtu, 26 Februari 2022.
"Pecahnya perang antara Rusia dgn Uktaina menandakan 1) tidak efektifnya Dewan Keamanan PBB; 2) tidak berobahnya perang dingin negara kapitalis versus negara komunis," kata Emil Salim.
Emil Salim berharap para pemimpin di Indonesia tetap teguh pendiriannya untuk tidak memihak salah satu pihak.
Baca Juga: Pemerintah RI Siap Evakuasi WNI di Ukraina di Tengah Invasi Rusia
Pasalnya, Indonesia memiliki kebijakan resmi politik luar negeri, yaitu politik bebas aktif.
"Semoga pemimpin2 negara kita 'tetap berlayar antara dua karang besar dgn haluan politik Bebas-Aktif'!" ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin selama berbulan-bulan sebelumnya telah menyanggah tuduhan akan menyerang Ukraina.
Namun, Rusia justru melancarkan serangannya melalui udara, laut, dan darat terhadap Ukraina sejak Kamis, 24 Februari 2022.
Baca Juga: Gawat! Rusia Berhasil Kuasai Reaktor Nuklir Chernobyl, Presiden Ukraina: Ini Pernyataan Perang Seluruh Eropa
Penyerangan tersebut disinyalir terjadi usai Ukraina menyampaikan niatnya untuk bergabung dengan NATO. Sementara, Putin menuding Ukraina telah bersekongkol dengan Barat.
Konflik semakin bergolak ketika Putin dalam pidatonya pada Senin, 21 Februari 2022 mengakui deklarasi dua wilayah Ukraina Timur, Donetsk dan Luhansk sebagai negara yang independen.***