23 Tahun Lagi Indonesia Genap 100 Tahun, Tapi Masih Kategori Demokrasi Cacat, Emil Salim: Kerja Belum Selesai!

- 17 Februari 2022, 08:47 WIB
Profesor Emil Salim menanggapi skor indeks demokrasi Indonesia.
Profesor Emil Salim menanggapi skor indeks demokrasi Indonesia. /Foto: Twitter @emilsalim2010/

SEPUTARTANGSEL.COM - Cendekiawan, Profesor Emil Salim menyebut 23 tahun lagi Indonesia genap berusia 100 tahun usai merdeka dari kolonialisme.

Namun, Emil Salim mengatakan the Economist Intelligence Unit (EIU) telah merilis skor indeks demokrasi di Indonesia pada 9 Februari 2022 lalu.

Dalam laporan yang dirilis EIU tersebut, Indonesia meraih angka 6,71 dan masih masuk ke dalam kelompok negara demokrasi cacat (flawed democracy).

Baca Juga: Emil Salim: Bagi Penduduk Pertanian Tanah Sumber Pendapatan Hidup, Bagi Pengusaha Tambang Perut Bumi Jadi Uang

Menurut Emil Salim, angka yang diraih Indonesia masih di bawah angka 8 untuk mencapai full democracy. Oleh karena itu, dia menegaskan pekerjaan belum selesai.

Hal itu diungkapkan oleh Emil Salim melalui cuitan di akun Twitter @emilsalim2010 pada Rabu, 16 Februari 2022.

"23 thn lagi genap 100 tahun RI merdeka dari  kolonialisme. Tapi 'the Economic Intelligence Unit'( menurut Kompas) Indonesia masuk kelompok negara dgn 'demokrasi cacat' (flawed democracy) karena angka diraih: 6,71 (2021) dibawah angka 8 utk 'full democracy'. Kerja belum selesai!" kata Emil Salim.

Pernyataan Emil Salim turut mengundang respons netizen di kolom komentarnya. Ada netizen yang setuju kerja belum selesai karena masih dibayang-bayangi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Baca Juga: Emil Salim Heran Kemendagri Ogah Dilibatkan Soal Dana PEN, Said Didu: Mungkin Tak Kuat Hadapi Tekanan Oligarki

Ada yang menjelaskan demokrasi cacat dikarenakan untuk mempertahankan kekuasaan hingga ada yang mengatakan dengan umur kemerdekaan Indonesia yang akan 100 tahun seharusnya ekonomi terpola.

"Ya udah jlas kerja blom selesai!..wong penyampaian pendapat sj masih dibayangi bayangi UU ITE lihat saja kasus wadas..apalgi peretasan pd akun2 pribadi atau media yg kritis thd pemerintah masih sj trjadi meski kita tdk tau siapa pelaku peretasan tsb???..oh ya masoih jd bagian," ucap akun @Fadlipenyair.

"Demokrasi cacat karena keserakahan utk p'tahankan kekuasaan tdk hanya di Indonesia di AS pun juga t'jadi," ujar akun @orlap2021.

"Umur kemerdekaan yg begitu berumur harusnya ekonomi kita semakin terpola pada pasal 33 tapi sekarang ada pemahaman baru kalo ilmu yg beliau dapatkan waktu tinggal diUSA aset yg bekerja jadi hampir semua aset jadi objek gadai, bagusnya prof ada sedikit pencerahan pada beliau," ungkap akun @amirullahgani.

Baca Juga: Ongkos Politik Mahal, Emil Salim: Herankah Jika Anggaran Pembangunan dan Bansos Diselewengkan Tuk Bayar Utang?

Sebagai informasi, skor indeks demokrasi Indonesia yang mencapai angka 6,71 meningkat dibandingkan dengan tahun 2020, yaitu 6,30.

Secara peringkat, Indonesia melonjak naik 12 anak tangga dari 64 menjadi 52. Kendati demikian, Indonesia masih masuk ke dalam kategori negara demokrasi cacat.***

Editor: Asep Saripudin


Tags

Terkait

Terkini

x