Sindir Polisi Masuk Desa Wadas, Ali Syarief: Dulu Kalau Masuk Disambut Suka Cita oleh Warga

- 9 Februari 2022, 21:22 WIB
Pendiri Cross Culture Ali Syarief menyindir masuknya polisi ke Desa Wadas dan membandingkannya dengan zaman dulu yang disambut dengan suka cita.
Pendiri Cross Culture Ali Syarief menyindir masuknya polisi ke Desa Wadas dan membandingkannya dengan zaman dulu yang disambut dengan suka cita. /Twitter/@alisyarief/

SEPUTARTANGSEL.COM - Masuknya sejumlah polisi ke Desa Wadas yang berakhir ricuh dan penahanan 64 warga masih menjadi sorotan.

Pendiri Cross Culture Institute, pusat pelatihan di Bandung yang juga pegiat media sosial, Ali Syarief membandingkan masuknya polisi ke desa Wadas dengan mereka pada puluhan tahun yang lalu.

Menurut Ali Syarief, tentara dan polisi dulu kalau masuk desa disambut dengan suka cita oleh warga. Selain itu, kehadiran mereka juga sangat dirasakan manfaatnya.

Baca Juga: Tanggapi Insiden di Desa Wadas, Moeldoko: Semua Perlu Dilihat Secara Jernih Agar Tak Bias

Sindiran Ali Syarief tentang polisi masuk Desa Wadas dinyatakan di media sosial.

"Jaman doeloe, ada rombongan tentara dan polisi di desa-desa, disambut dengan sukacita oleh warga," ujar Ali Syarief dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @alisyarief, Rabu 9 Februari 2022.

"Karena kehadirannya, jembatan-jembatan diperbaiki, masjid-masjid jadi bersih, saluran air jadi gede, jalan-jalan diaspalin," jelas Ali Syarief.

Cuitan tersebut dibenarkan netizen. Mereka pun menambahkan beberapa tentang kondisi zaman tersebut yang dinilai cukup baik.

Baca Juga: Warga Wadas Bukan Ditahan Tapi Dijadikan Jaminan, Dokter Eva: Kek Ngutang Ama Rentenir

"Jaman dulu jadi idola anak-anak, Pak. Kalau ditanya cita-citanya ada yang mau jadi tentara, polisi, karena mereka melihat pahlawan nyata dalam hidup kehidupan sehari-hari," ucap @BesseHidayah.

"Dan sekarang justru mereka yang menangkap anak-anak dan mengintimidasi warga. Berasa pahlawan suruhan junjungan ... Sekarang siapa yang bisa percaya mereka? TIDAK ADA," lanjut @BesseHidayah.

Akun @AndifaizalAbd juga menyatakan hal yang senada. Menurutnya, dulu ada AMD, ABRI Masuk Desa. Mereka bangga dengan tentara dan polisi, karena negara berbakti untuk negara. Sekarang, alat kekuasaan berbakti untuk hal itu.

Baca Juga: Warga Desa Wadas Melawan, Politisi PKS: Rakyat Kok Dianggap Musuh, Pembangunan yang Ugal-ugalan

"Fungsionanya tetap sama dalam istilah, yaitu AMD, Om ... Mungkin beda di huruf M doang.. "Menetaskan' sebuah 'kepentingan' .." satire @GameOfWar111.***

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah