Pesan 'Sang Presiden' Soal Mural: Mestinya yang Dihapus Pujian, Karena Itu Tempat Bagi Para Penjilat

- 19 Agustus 2021, 15:46 WIB
Kritik terhadap pemerintah melalui mural yang dianggap mirip Presiden Jokowi
Kritik terhadap pemerintah melalui mural yang dianggap mirip Presiden Jokowi /Twitter @milikandi/

SEPUTARTANGSEL.COM - Budayawan sekaligus Presiden Jancukers, Sujiwo Tejo ikut mengomentari maraknya mural yang mengkritik Pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, dan kemudian ditertibkan aparat.

Sujiwo Tejo mengungkapkan penertiban mural cenderung didasarkan pada interpretasi pemerintah yang menilai hal tersebut sebagai sebuah kritik yang berlebihan.

Padahal, menurut Sujiwo Tejo, mural tersebut dapat mempunyai interpretasi yang berbeda dari masyarakat atau pelukisnya.

Baca Juga: Dahnil Anzar Simanjuntak Sebut Serangan Budaya sebagai Ancaman Serius, Fadli Zon: Kita Masih Sibuk Mural

Karenanya, dia mengatakan, harus dibuktikan terlebih dahulu maksud dari mural-mural tersebut sebelum ditertibkan.

"Nah kalau ditertibkan ini interpretasi Istana, nanti harus dibuktikan dulu," kata Presiden Jancukers yang akrab disapa Mbah Tejo itu, dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube tvOneNews, Kamis, 19 Agustus 2021.

Menurut Mbah Tejo, permasalahan yang terjadi saat ini mengenai mural yang sifatnya dianggap memuji tetap dibiarkan.

Baca Juga: Tanggapi Mural Jokowi 404: Not Found , Ngabalin: Hanya Warga Negara Kelas Kambing yang Tidak Punya Peradaban

Sementara, mural yang sifatnya dianggap mengkritik, dihapus dan ditertibkan oleh aparat.

Dia menilai, seandainya mural yang sifatnya dianggap memuji dihapus, maka masyarakat tidak akan mempermasalahkan mengenai penertiban mural-mural yang dianggap mengkritik pemerintah.

"Apakah mural-mural yang sifatnya memuji itu tidak dihapus? Problemnya sekarang itu. Oke dihapus, tapi mural yang sifatnya puja dan puji itu dihapus juga, itu orang akan pro," ucapnya.

Lebih lanjut, Presiden Jancukers itu juga berpesan bahwa dalam tradisi Nusantara, pujian bersifat membunuh.

Baca Juga: Polisi Kejar Pembuat Mural Jokowi 404: Not Found, Jimly Asshiddiqie: Delik Biasa Sudah Dicabut Oleh MK

Menurutnya, seharusnya yang dihapus dan ditertibkan itu adalah mural-mural yang sifatnya memuji.

Hal itu dikarenakan pujian adalah tempat bagi para penjilat yang belum dapat dipastikan kebenarannya dalam mencintai Indonesia.

"Pujian itu justru membunuh, mestinya yg dihapus itu pujian karena itu tempat bagi para penjilat yg belum tentu mencintai NKRI," ungkapnya.

Bahkan, dia mengungkapkan para penjilat itu menggunakan Presiden Jokowi sebagai ladang untuk mencari rezeki.

Baca Juga: Viral Mural Jokowi 404: Not Found, Dokter Tirta Peringati Pemerintah: Jangan Panik Ketika Dikritik

"Tapi menggunakan Pak Jokowi sebagai ladang untuk mencari, mungkin sorry to say, mungkin untuk mencari rejeki," jelasnya.

Dia berpesan bahwa kritik dalam alam demokrasi Indonesia harus tetap ada agar pemerintahan berjalan lebih baik.

Selain itu, dia mengingatkan agar penertiban mural yang dilakukan oleh aparat tidak boleh tebang pilih.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x