SEPUTARTANGSEL.COM – Kamus Sejarah Indonesia yang disusun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjadi kontroversi.
Karena tidak mencantumkan tokoh nasional sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari. Di sisi lain, tokoh-tokoh komunis dimuat di dalamnya.
Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Hilmar Farid mengaku alpa dalam menyusun kamus tersebut karena tidak memuat nama tokoh ulama besar tersebut.
Ucapan Hilmar Farid ini disentil oleh Fadli Zon dalam akun Twitter pribadinya @fadlizon.
Baca Juga: Banyak Klub Mundur dari Liga Super Eropa, Agnelli Tetap Optimis
Baca Juga: Emansipasi Perempuan Belum Selesai Karena Tingginya Angka Perkawinan Anak
Dalam akunnya, Fadli Zon menanggapi pernyataan Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid. Fadli Zon menyebut Hilmar tegas membela Partai Komunis Indonesia (PKI) sembari memberi stigma negatif pada Orde Baru.
“Dalam soal PKI, Dirjen Kebudayaan ini jelas bela sejarah versi PKI, menyalahkan Orde Baru dan TNI,” tulis Fadli Zon dalam akun Twitternya pada Rabu, 21 April 2021.
“Tak akui PKI lakukan kudeta, malah PKI sebagai korban,” sambung Fadli Zon.