Waspada, BMKG Prediksi DKI Jakarta Diguyur Hujan Lebat, Petir dan Angin Kencang Sepekan ke Depan

20 Oktober 2020, 07:14 WIB
Seorang warga membawa payung saat melintas di jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat 16 Oktober 2020. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim hujan di Indonesia telah berlangsung dari bulan Oktober dan diprediksi puncak musim hujan terjadi pada Januari hingga Februari 2021. /Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/wsj./

SEPUTARTANGSEL.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi dalam satu pekan ini, DKI Jakarta akan diguyur hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang.

Kondisi ini akan berlangsung sejak Senin 19 Oktober 2020 hingga Sabtu 24 Oktober 2020 mendatang.

Demikian diungkapkan Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto di Jakarta, Senin 19 Oktober 2020.

Baca Juga: Tak Hanya Cuaca Ekstrem, Kekeringan Meteorologis Akibat Fenomena La Nina Terjadi di Empat Provinsi

Baca Juga: Ada Demo Omnibus Law UU Cipta Kerja, Sebagian Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Guswanto menjelaskan, potensi hujan lebat disebabkan oleh fenomena La Nina yang sedang terjadi di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang.

Hasil pantauan BMKG terhadap indikator, atmosfer, suhu permukaan laut mencapai angka minus 0,5 derajat celcius hingga minus 1,5 dearajat celcius selama 7 dasarian atau 70 hari terakhir.

“Diikuti oleh dominasi aliran zona angin timuran yang mereprensetasikan penguatan angin pesat,” ungkap Guswanto dalam keterangan resminya yang dikutip Seputartangsel.com.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Bantuan Subsidi Upah Cair Sebelum November Hingga Link Cek Penerima BLT BPUM

Baca Juga: Sudah Cair, Ini Link EForm BRI untuk Mengecek Penerima BLT UMKM atau BPUM Rp2,4 Juta

Akibat fenomena La Nina yang terjadi pada awal musin hujan ini, berdampak pada curah hujan sebagian besar wilayah Indonesia.

Tetapi, curah hujan tersebut tidak seragam. Baik secara spasial ataupun temporal.

“Curah hujannya bergantung pada musim atau bulan, wilayah, dan kekuatan La Nina itu sendiri,” terangnya.

Baca Juga: KPU Depok Minta Paslon Pilkada 2020 Melakukan Kampanye Virtual

Baca Juga: Kerja Sama Kemnaker dan KemenPDTT Bangun 1.000 Sarana Sanitasi di Jawa Tengah

Menurut dia, selain pengaruh sirkulasi angin muson dan anomali iklim di Samudera Pasifik, penguatan curah hujan yang terjadi di Indonesia juga dipegaruhi oleh penjalaran gelombang atmosfer ekuator dari barat ke timur berupa gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) dan Kelvin.

“Atau dari timur ke barat berupa gelombang Rossby. Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya aktivitas MJO di atas wilayah Indonesia, yang merupakan kumpulan awan berpotensi hujan,” jelasnya.

Sementara itu, aktivitas La Nina dan MJO pada saat yang bersamaan dapat berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Baca Juga: Breaking News: Gegara Covid-19, Timnas Indonesia U-19 Batal Lawan Bosnia! Ini Penggantinya

Baca Juga: Mau Lengserkan Jokowi? Ini Pesan dari Purnawirawan Perwira Tinggi TNI

Guswanto mengimbau masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan kondisi cuaca ekstrim.

Sejumlah bencana hidrometeorologis mungkin terjadi, seperti banjir, tanah longsor , banjir bandang, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler