SEPUTARTANGSEL.COM - Terungkap kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang didalangi mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo melibatkan puluhan anggota polisi lintas pangkat dan jabatan.
Nama Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran juga ikut disebut. Ia diduga terlibat dalam rekayasa yang dibuat Ferdy Sambo.
Berdasarkan informasi yang beredar, Ferdy Sambo sempat menghubungi Fadil Imran usai Brigadir J tewas di rumah dinasnya pada Jumat, 8 Juli 2022 lalu.
Baca Juga: Skenario Pembebasan Ferdy Sambo Dibongkar Tokoh Ini, Refly Harun: Didukung Komnas HAM dan...
Meski demikian, dugaan keterlibatan Fadil Imran dalam skenario Ferdy Sambo masih terus didalami oleh tim penyidik.
Sementara itu, mantan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq pernah menyerukan boikot untuk Fadil Imran pada 2021 silam.
Seruan boikot itu disampaikan Habib Rizieq melalui kuasa hukumnya, Ichwan terkait kasus penembakan 6 laskar FPI di Jalan tol Jakarta-Cikampek KM 50.
Tak hanya Fadil Imran, Habib Rizieq juga mengajak umat Islam untuk memboikot Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
Ferdy Sambo diduga terlibat kasus KM 50
Setelah terungkap bahwa Ferdy Sambo merupakan dalang pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, muncul bermacam spekulasi terkait mantan Ketua Satgasus Merah Putih itu.
Salah satunya adalah mengenai dugaan Ferdy Sambo dalam penembakan 6 laskar FPI di KM 50.
Melalui ceramahnya beberapa waktu lalu, Habib Rizieq menyebut kasus Brigadir J memiliki kesamaan dengan kasus KM 50.
"Serupa cara menghilangkan buktinya, membungkam saksinya, serupa cara-cara bohongnya, serupa cara-cara yaitu merekayasa dongeng kasusnya. Subhanallah," kata Habib Rizieq.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Wasekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin.
Novel Bamukmin berharap Ferdy Sambo bisa membongkar kasus KM 50, termasuk siapa saja tokoh yang terlibat dalam penembakan 6 laskar FPI itu.
Bahkan, menurut Novel Bamukmin, target utama kelompok Ferdy Sambo bukanlah laskar FPI, melainkan untuk melenyapkan Habib Rizieq.
"Maka anda bukalah siapa yang modal untuk anda menjalankan Satgasus ini sebagai tim eksekusi KM 50, yang mungkin anda bisa bernyanyi juga. Terus terang saja bahwa target anda adalah untuk melenyapkan Habib Rizieq Shihab, buka saja," tegas Novel Bamukmin.
Tak hanya sampai di sana, Novel Bamukmin mencurigai keterlibatan Satgasus Merah Putih dalam kecurangan Pemilu 2019 hingga kerusuhan berdarah di depan Bawaslu yang menyebabkan sejumlah korban jiwa.
Pengakuan menantu Habib Rizieq
Menantu Habib Rizieq, Habib Hanif Alatas mengaku sudah diawasi oleh orang tak dikenal sejak berada di rumah sang mertua yang berlokasi di Sentul, Jawa Barat.
Menurutnya, kala itu sudah ada sebuah mobil yang terlihat memantau dan menunggu mereka di depan perumahan yang dihuni oleh Habib Rizieq.
Padahal menurutnya rumah itu baru ditinggali mertuanya sepulang dari Arab Saudi sehingga belum banyak orang yang tahu, kecuali keluarga terdekat.
"Karena perumahan Sentul ini baru, Habib Rizieq nyicil itu untuk rumah pribadi. Kalau di Petamburan dan Megamendung sudah terlalu banyak tamu, beliau ingin ada rumah yang beliau bisa tenang bersama anak istri," kata Habib Hanif Alatas, dikutip SeputarTangsel.com dari kanal YouTube Refly Harun pada Rabu, 7 September 2022.
"Dan orang belum tahu beliau punya rumah di Sentul. Beliau baru nempatin setelah pulang dari Saudi. Artinya, memang beliau sendiri baru nempatin. Keluarga jauh pun belum tahu beliau punya rumah di Sentul," tambahnya.
Karenanya, Habib Hanif Alatas merasa janggal apabila ada pihak yang membuntuti mertuanya itu sampai ke Sentul.
Terlebih, ia juga melihat ada drone yang berputar-putar di sekitar pemukiman Habib Rizieq sebelum kejadian penembakan terjadi.
"Jadi kita jam 11, masih tanggal 6 berarti, kita keluar jam 10 atau 11 (malam), nah itu sudah ada yang mencurigakan. Kita dapat info dari security bahwa ada yang stand by di situ. Nah keluar dari Sentul mulai kita merasa ada yang mengikuti," terangnya.
Menurut Habib Hanif Alatas, pada saat kejadian, tidak ada satu pun dari mereka yang mengenakan seragam dinas kepolisian sehingga tidak dapat dikenali.
Menantu Habib Rizieq itu membeberkan, ada sebuah mobil berjenis SUV yang memepet kendaraannya, kemudian penumpang di bangku depan membuka kaca dan mengacungkan jari tengah kepadanya.
Habib Hanif Alatas mengatakan, kala peristiwa penembakan itu terjadi, rombongannya terdiri dari 8 mobil, di mana dua mobil terakhir yang ditumpangi laskar FPI lah yang menjadi korban.
Sementara itu, sebuah mobil yang ditumpangi laskar FPI lainnya berada di deretan paling depan diikuti mobil Habib Rizieq dan rombongannya yang lain, termasuk Habib Hanif Alatas beserta istri dan anak-anaknya.***