Terungkap Rekaman CCTV Pembunuhan Brigadir J, Refly Harun: Tapi Saya Kok Merasa…

11 Agustus 2022, 08:48 WIB
Terungkap rekaman CCTV di hari pembunuhan Brigadir J /Tangkapan layar YouTube Refly Harun/

 

SEPUTARTANGSEL.COM - Hasil rekaman CCTV di hari pembunuhan Brigadir J akhirnya terungkap. Bukti-bukti itu diambil dari beberapa titik, termasuk di antaranya CCTV dari rumah Irjen Ferdy Sambo di Jalan Saguling dan Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Dalam rekaman CCTV itu, terlihat aktivitas real time Ferdy Sambo, Brigadir J, Bharada E, dan Putri Candrawathi pada hari kejadian, Jumat, 8 Juli 2022.

Dari rekaman CCTV tersebut, pembunuhan terhadap Brigadir J diduga dilakukan Bharada E atas perintah Ferdy Sambo antara pukul 17.06 WIB hingga 17.23 WIB.

Baca Juga: Rekaman CCTV Pembunuhan Brigadir J Akhirnya Terungkap, Ini yang Dilakukan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi

Menanggapi hal ini, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun meragukan perkiraan waktu pembunuhan terhadap Brigadir J.

"Tapi saya kok merasa kalau eksekusi di 17.06 sampai sebelum 17.23, maka itu justru menguatkan skenario terjadinya pelecehan dan tembak menembak antara Bharada E dan Brigadir Yosua," kata Refly Harun.

"Karena pukul 17.05 Putri katakanlah dia naik mobil ke rumah dinasnya. Kalau misalnya sampai 17.10 sampai mau naik kamar, maka waktunya makin sangat sempit. Makanya dibilang eksekusinya gak sampai 10 menit," sambungnya, dikutip SeputarTangsel.com dari kanal YouTube Refly Harun pada Kamis, 11 Agustus 2022.

Refly Harun merasa janggal dengan aktivitas Ferdy Sambo dari saat keluar rumah pribadi pada pukul 17.10 WIB dan baru terlihat melintas di Komplek Duren Tiga pada pukul 18.25 WIB.

Baca Juga: Fadli Zon Sebut Kasus Tewasnya Brigadir J Kalahkan Film India, Mahfud MD: Ya, Makanya Kita Bongkar dan...

"Jadi kalau dia mau melintas di situ yang jaraknya 500 sampai 1.000 meter kan, kalau dia keluar 17.10, harusnya ya melintasnya kira-kira 17.15 lah di depan rumah itu atau mungkin lebih cepat lagi karena kan gak jauh jaraknya," tuturnya.

"Tapi kenapa 18.25, atau karena CCTV-nya yang jamnya agak ngaco? Karena itu, kalau misalnya dibilang waktu eksekusinya dibilang antara 17.06 sampai sebelum 17.23, maka sangat sebentar sekali waktunya," kata Refly Harun menambahkan.

Apabila hal ini dikaitkan dengan luka-luka diduga bekas penganiayaan di tubuh Brigadir J, menurut Refly Harun waktu eksekusinya hanya sebentar sekali dan hampir tidak mungkin dilakukan.

Baca Juga: Soal Motif Ferdy Sambo Bunuh Brigadir J, Irjen Edward Aritonang: Bisa Meringankan Tersangka karena...

Karenanya, mantan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi itu menjadi berspekulasi bahwa pembunuhan terhadap Brigadir J terjadi antara pukul 15.49 WIB hingga 17.00 WIB.

Sehingga ada waktu sekitar 1 jam 10 menit untuk mengeksekusi Brigadir J higga tewas.

Sementara, keluarnya Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo dari rumah di Jalan Saguling dicurigainya hanya sebagai alibi untuk merekayasa pembunuhan Brigadir J.

"Alibi setelah kejadian untuk menunjukkan ceritanya adalah cerita tentang pelecehan misalnya. Karena tadi kan Putri pulang pakai piyama, itu yang menunjukkan bahwa dia di kamar dan lain sebagainya, barangkali lalu mau dilecehkan," ujar Refly Harun.

Baca Juga: Ferdy Sambo Jadi Tersangka Pembunuhan Brigadir J, Bareskrim Didatangi Anggota Brimob Berseragam dan Bawa Koper

Ia menduga, eksekusi terhadap Brigadir J dilakukan justru ketika ajudan Ferdy Sambo itu tidak pernah terlihat lagi di rekaman CCTV, yakni mulai pukul 15.49 WIB.

"Jadi antara 15.49 sampai 17.00, waktunya cukup 1 jam untuk menginterogasi dan lain sebagainya. Waktunya masih masuk akal," ucapnya.

Mantan Komisaris PT Jasa Marga itu menduga, Brigadir J dibawa oleh Bharada E ke rumah dinas pada pukul 15.49 WIB.

Baca Juga: Fadli Zon Soroti Kasus Brigadir J, Mahfud MD: Kok Lama Tak Muncul, Biasanya Banyak Memberi Pencerahan

Ia pun tidak menutup kemungkinan bahwa Ferdy Sambo turut ikut bersama Brigadir J dan Bharada E di dalam rombongan Putri Candrawathi ke rumah dinas Duren Tiga.

Dugaan ini diperkuat dengan informasi yang mengatakan bahwa Ferdy Sambo beserta keluarga dan ajudannya biasa menunggu hasil tes PCR di rumah dinas.

"Kalau setelah PCR, satu jam mereka di rumah pribadi ngapain? Apalagi Putri tadi tidak ganti baju sampai 17.05," tuturnya.

"Maka, teorinya adalah mereka ke rumah dinas semua pukul 15.49 ketika terakhir Brigadir Yosua terlihat, nah eksekusinya kira-kira antara jam 4 sampai jam 5 di situ jangan-jangan," tambah Refly Harun.

Baca Juga: Ferdy Sambo Resmi Tersangka dan Terancam Hukuman Mati, Polri Pastikan Hal Ini soal Hasil Autopsi Brigadir J

Setelah itu, menurutnya dibuatlah alibi berupa cerita pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi. Refly Harun mengatakan, hal ini sangat berkaitan dengan hasil rekaman CCTV pada pukul 17.06 WIB hingga 17.23 WIB.

"Kita lihat 17.05, kita tidak tahu aktivitas Putri yang tidak ganti pakaian antara 15.49 sampai dengan 17.05. Kan itu lebih dari 1 jam, cukup lama waktunya. Dan dia pergi ke rumah dinas tidak ganti baju," jelasnya.

"Padahal dia baru dari luar kota dan jangan lupa dia juga tes PCR. Kan biasanya orang kalau tes PCR itu sudah ganti baju dan lain sebagainya. Tapi ini kan gak ganti baju," imbuh Refly Harun.

Baca Juga: Minta Benny Mamoto Mundur, Pengacara Brigadir J: Berbahaya Pejabat Negara Tega Beri Keterangan Diduga Palsu

Alumni Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada itu juga mencurigai kemungkinan adanya serangkaian interogasi, penganiayaan, hingga pembunuhan terhadap Brigadir J pada pukul 15.49 WIB hingga 17.05 WIB.

Ia merasa hampir tidak mungkin apabila pembunuhan terhadap Brigadir J dilakukan hanya dalam waktu singkat, yakni sekitar pukul 17.06 WIB hingga pukul 17.23 WIB.

Meski demikian, Refly Harun menegaskan bahwa hal ini hanyalah sekadar spekulasi dirinya mengenai pembunuhan terhadap Brigadir J.

"Tapi ini kan analisis saja, jangan terlalu dipercaya karena sama-sama tidak lengkap datanya," tegas Refly Harun.***

Editor: H Prastya

Tags

Terkini

Terpopuler