Kamaruddin Simajuntak Ungkap Brigadir J Disiksa Sebelum Ditembak, Simak Analisis dan Penjelasan Luka

18 Juli 2022, 18:37 WIB
Kuasa hukum keluarga Brigadir J, korban peristiwa dugaan baku tembak antaranggota Polisi di rumah dinas Kepala Divisi Propam Polri Irjen Pol. Ferdy Sambo, Kamaruddin Simanjuntak (tengah) menunjukkan bukti foto korban usai pelaporan di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Senin 18 /M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO

SEPUTARTANGSEL.COM - Penyebab kematian Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, pada Jumat 8 Juli 2022 masih menjadi misteri.

Pengacara almarhum Brigadir J yakni, Kamaruddin Simanjuntak, mengungkapkan analisis dari temuan luka di jasad korban, bahwa sebelum ditembak, Brigadir J mengalami penyiksaan.

Kamaruddin Simanjuntak yang juga paman Brigadir J mengklaim memiliki bukti-bukti keponakannya tewas dengan luka-luka seperti disiksa.

Baca Juga: Irjen Ferdy Sambo Diduga Tutupi Tewasnya Brigadir J, Prof Suteki: Daripada Malu, Lebih Baik Segera Dipecat

"Ada robekan di bawah tangan korban," ungkap Kamaruddin Simanjuntak dikutip SeputarTangsel.com dari kanal YouTube, Jaya Inspirasi, dutayangkan sejak Sabtu 16 Juli 2022.

Video berjudul 'Bukti Penerang Kematian Josua, Ada Alat Bukti di Tangan Saya' memuat paparan informasi pengacara Kamaruddin Simajuntak tentang bukti-bukti luka di jasad Brigadir J, dengan menunjukkan foto-foto luka yang ditemukan di jasad korban.

"Luka robekan di kaki, kemungkinan kena pedang atau cangkul," ungkapnya.

Kamaruddin Simanjuntak melakukan penelusuran bukti luka-luka di tubuh Brigadir J, serta analisis dari informasi keluarga. Kemudian, Kamaruddin menguraikan bahwa Brigadir J kemungkinan disiksa terlebih dulu sebelum dinyatakan tewas akibat kontak
senjata dengan Bharada E.

Baca Juga: Mantan Kabais TNI Soleman Ponto: Status Bharada E Tak Diumumkan, Saya Bisa Sebut Polisi Lindungi Pembunuh

"Luka di belakang telinga luka robek, ada juga luka robekan di bahu," ungkap Kamaruddin.

Paparan Kamaruddin Simajuntak ditayangkan di kanal YouTube Jaya Inspirasi. Pada bagian deskripsi video di kanal Jaya Inspirasi itu ada keterangan: TONTON SEBELUM DIHAPUS ! SEMUA BUKTI DIBUKA OLEH KAMARUDIN SIMANJUNTAK.

Di video itu, Kamaruddin Simajuntak kemudian menyebutkan luka-luka lain di jasad Brigadir J, diantaranya dia menunjukan foto bahwa lubang telinga Brigadir J bengkak.

"Lubang telingan bengkak," ungkapnya.

Terdapat pula luka di antara dagu hingga leher.

"Dagu sampai leher ada luka jahitan," ujarnya.

Baca Juga: Irjen Ferdy Sambo Diduga Dilindungi Terkait Kasus Brigadir J, Prof Tjipta Lesmana: Polisi Berusaha Keras...

Kamaruddin menyatakan, Brigadir J sempat dipukul perutnya dengan benda tumpul, ada bekas pukulan benda tumpul di perut Brigadir J. Atas dasar ini, sebagai praktisi hukum, Kamaruddin meyakini adanya kejanggalan di balik kematian Brigadir J.

“Seperti bekas pukulan, ini ada robekan sampai dijahit. Kemudian, di bawah
tangan ada robekan benda tajam. Kemudian ini di kaki seperti kena pedang
atau sangkur, yang jelas ini luka robekan ya,” tuturnya.

Kamaruddin mengatakan ada kejanggalan-kejanggalan dalam kasus Brigadir J, yang disebut Polri akibat luka tembak. Apalagi, dari pihak keluarga, ketika melihat jasad almarhum membeberkan adanya luka sayatan dan luka lain yang tidak wajar.

"Analisa saya, korban disayat disiksa dulu baru kemudian ditembak. Untuk apa lagi, sekejam itu? Sudah mati masih dilakukan penyayatan dan penganiayaan. Berarti dia menganiaya mayat dong? Saya lebih tertarik berpikir, ini analisa ya, dianiaya dulu, disiksa dulu, disayat dulu, baru ditembak,” kata Kamaruddin.

Baca Juga: Rocky Gerung: Penghormatan Masyarakat terhadap Polri Merosot Gegara Kasus Brigadir J

Dia membeberkan pula sejumlah luka dan robekan di beberapa bagian tubuh
Brigadir J.

“Ini di belakang telinga kurang lebih satu jengkal robek, dijahit. Tidak lurus, bengkok-bengkok karena sudah dijahit. Lubang telinga bengkak, rahangnya saja berpindah,” bebernya.

Kamaruddin mengungkapkan banyaknya luka sayatan selain luka tembak di tubuh almarhum maka diperlukan analisa lebih dalam oleh tim forensik.

“Di bawah ketiak nih, kalau ini mungkin peluru dan robek ke samping. Apakah peluru sekarang bisa menembus sekaligus merobek, nah enggak tahu ini keahlian pakar forensik. Kemudian ini dagu sampai ke leher dijahit. Kemudian ini di bekas lubang peluru. Ini yang ditunjuk-tunjuk, jari-jari ini, memar, rusak, dagingnya terangkat di bahu. Dan di dada dibelah karena autopsi,” jelasnya.

Baca Juga: Nama Brigadir J Kembali Trending di Twitter, Netizen: Misteri Kejahatan Kaya Gini Pasti Tidak Terungkap!

Keluarga juga mempertanyakan mengapa jari tangan korban bisa hancur hancur. Begitu pula lima lesatan peluru bisa membuat tujuh luka akibat tertembak.

“Pertanyaannya, kenapa tangannya dirusak, kakinya ditusuk, bahunya dirusak.
Perutnya dipukul sampai membiru diduga pakai benda tumpul, saya kan biasa
menangani perkara-perkara kekerasan ada diduga itu akibat benda tumpul dalam
hasil visum et repertum?” ungkap Kamaruddin

Selanjutnya, Kamaruddin meminta pembentukan tim gabungan independen dalam mengurai peristiwa pembunuhan yang dialami Brigadir J, tidak didominasi unsur polisi.

“Biar dulu disidik sama lembaga independen jangan unsur polisi semua, harus ada unsur akademisi, unsur ahli persenjataan, praktisi. Kalau perlu ahli-ahli dari luar negeri, enggak apa-apa kalau misalnya ini perlu biaya, saya biayai. Dari orang tua juga siap untuk membiayai demi keadilan dan kebenaran,” ujarnya.

Baca Juga: Pemilu 2024 Terancam Tertunda karena Anggaran Tak Kunjung Cair, Rocky Gerung: Brankasnya Kosong

Kamaruddin menolak penjelasan Polri yang menyatakan Brigadir J tewas ditembak. Menurutnya, pengungkapan kasus kematian Brigadir J menjadi pertaruhan kredibilitas institusi Polri

"Seharusnya Polri untuk tidak mengambil kesimpulan bahwa kematian Brigadir J karena ditembak. Karena, hal ini perlu diuji ulang," ugkapnya.

"Ini perlu diuji secara ilmiah.Tidak ada peristiwa tembak menembak kecuali polisi bisa menunjukkan CCTV," sambungnya.

Pihak Keluarga Brigadir J mempertanyakan kepergian Irjen Pol Ferdy Sambo ke klinik untuk tes PCR. Menurut Kamaruddin, seorang jendral dapat memanggil petugas ke rumahnya untuk tes PCR.

Baca Juga: Beredar Video Pengacara Ungkap Luka Siksaan Brigadir J yang Tewas di Kediaman Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo

"Mengapa Jendral harus susah-susah ke klinik, mereka bisa tinggal panggil petugas untuk tes PCR. Ini menjadi pertanyaan," ungkap Kamaruddin Simajuntak.***

Editor: Taufik Hidayat

Tags

Terkini

Terpopuler