SEPUTARTANGSEL.COM - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu mengaku siap dibunuh.
Hal ini diutarakan Masinton Pasaribu usai DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan Forum OKP mengancam akan mengepung dan melakukan aksi damai di kantor DPP PDIP, serta mendesak dirinya meminta maaf kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Bahkan, Masinton Pasaribu mengaku akan tetap kukuh mempertahankan kebenaran setelah sebelumnya menuduh Luhut Binsar Pandjaitan terus menggalang kekuatan politik untuk memperpanjang jabatan Presiden Jokowi.
Selain itu, Masinton Pasaribu juga meminta agar Luhut Binsar Pandjaitan segera mundur dari semua jabatannya apabila ogah memberikan klarifikasi.
Menanggapi hal ini, Jurnalis senior Hersubeno Arief melihat apa yang dilakukan Masinton Pasaribu sebagai serangan telak dan tidak kalah frontal dibanding dengan sikap Ketua DPD RI, La Nyalla Mattalitti.
Hersubeno Arief menilai, ada kekuatan besar di belakang sikap berani Masinton Pasaribu sebagai politisi PDIP, yakni partai terbesar yang mengusung Jokowi pada Pemilu 2014 dan 2019 lalu.
Baca Juga: Fahri Hamzah Sebut Hubungan PDIP dan Jokowi Kian Merenggang, Refly Harun: Luhut Jadi Musuh Bersama
"Jadi tolong jangan dilihat hanya Mansinton-nya, tapi ini ada gerbong panjang, partai di belakang Masinton-nya, yakni partai PDIP," kata Hersubeno Arief.
Hersubeno Arief menduga, apa yang dilakukan Masinton Pasaribu telah didukung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Tidak mungkin Masinton berani secara frontal berhadapan dengan Luhut yang sangat berkuasa itu tanpa back up dari partainya, khususnya sang Ketua Umum PDIP Megawati," ujarnya, dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Hersubeno Point pada Minggu, 17 April 2022.
"Sampai sejauh ini nggak ada teguran yang kita baca di media atau di media sosial bahwa Megawati menegur Masinton," kata Hersubeno Arief menambahkan.
Konsultan media dan politik itu mengatakan, hal ini diperjelas dengan sikap PDIP yang tegas menolak wacana penundaan Pemilu 2024 hingga perpanjangan jabatan Jokowi.
PDIP juga sampai menutup pintu Amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
"Jadi dalam hal ini, pengorbanan PDIP cukup besar untuk menghadang penundaan Pemilu," tuturnya.
Lebih lanjut, menurut Hersubeno Arief, banyaknya jabatan yang diemban Luhut Binsar Pandjaitan di pemerintahan saat ini menunjukkan bahwa Jokowi sangat bergantung kepada dirinya.
Hersubeno Arief juga menilai betapa saktinya Luhut Binsar Pandjaitan karena Asosiasi Pemerintah Daerah Seluruh Indonesia (APDESI) pimpinan Surta Wijaya sampai ikut turun tangan mendesak Masinton Pasaribu meminta maaf kepada mantan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) itu.***