Gatot Nurmantyo Kritik Demokrasi di Indonesia: Melenceng dari Konstitusi, hingga Sebut DPR Tak Bisa Diharapkan

9 Januari 2022, 12:54 WIB
Gatot Nurmantyo kritik praktik demokrasi di Indonesia /Tangkap Layar YouTube.com/Refly Harun

 

SEPUTARTANGSEL.COM - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo berikan kritik keras terkait kondisi demokrasi di Tanah Air.

Gatot Nurmantyo menilai, dewasa ini praktik demokrasi di Indonesia tidak berada pada jalur yang benar.

Gatot Nurmantyo menganggap hal ini sebagai vivere very coloso atau kondisi yang penuh bahaya.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Beberkan Kondisi Demokrasi di Indonesia, Kutip Perkataan Soekarno: Vivere Very Coloso

"Kondisinya seperti disampaikan Bung Hatta lagi bahwa demokrasi telah tertindas oleh kesalahan partai-partai pendukungnya. Atau lebih dari itu, dalam konteks kekininian ini dapat dinyatakan telah melenceng jauh dari konstitusi," kata Gatot Nurmantyo, dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Refly Harun pada Minggu, 9 Januari 2022.

"Atau mungkin lebih tepat saya menjawab istilah Bung Karno yang lebih sangat populer pada saat itu, vivere very coloso, kondisi yang penuh bahaya," lanjut Gatot Nurmantyo.

Gatot Nurmantyo menilai, praktik demokrasi di Indonesia jauh lebih liberal dibandingkan dengan Amerika Serikat.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Beberkan Kasus Dugaan Korupsi Heli AW-101: Dilarang Jokowi hingga Manipulasi Investigasi

Hal ini dapat terlihat dari pemilihan langsung secara serentak dengan jumlah penduduk yang sangat besar.

Menurut Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu , hal ini lah yang membuat sistem pemerintahan dan politik dalam negeri tercampur aduk, sehingga tidak berjalan dengan efektif dan efisien.

Ia mengatakan, praktik demokrasi di Indonesia telah mengkhianati prinsip dasar demokrasi, yaitu Trias Politika atau pemisahan kekuasaan.

Selain itu, ia juga menyinggung sikap DPR yang hanya berdiam diri .

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Bongkar Kasus Dugaan Korupsi Heli AW-101: Presiden Jokowi Lebih Tahu tentang Harga Ini

Gatot menilai, bergabungnya partai-partai ke koalisi pemerintahan membuat dukungan DPR ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencapai lebih dari 80 persen.

Dengan persentase tersebut, maka tidak ada lagi yang bisa diharapkan dari DPR.

"Sekarang DPR berdiam diri karena bergabung dalam koalisi kabinet yang gemuk, sehingga dukungan DPR pada Presiden hari ini mencapai 82 persen. Apa yang diharapkan dengan DPR seperti ini, fungsi check and balances-nya? Nggak akan," ujarnya.

Lebih lanjut, Gatot menyebut praktik demokrasi yang buruk di Tanah Air juga diwarnai oleh biaya politik yang mahal akibat presidential threshold.

Baca Juga: Ponpes Habib Bahar Bin Smith Didatangi Danrem, Gatot Nurmantyo: Tidak Mungkin Kepolisian Minta TNI...

"Inilah sebenarnya menimbulkan kekuatan yang sama-sama punya kepentingan untuk melanggengkan dominasi ekonomi dan kekuasaan yang kita sebut oligarki," tuturnya.

Akibatnya, kondisi semakin parah karena negara dijalankan dengan semaunya. DPR pun bersekongkol jahat dalam menetapkan Undang-Undang yang bertentangan dengan konstitusi dan merugikan rakyat.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Tags

Terkini

Terpopuler