Yusril dan Andi Arief Saling Serang, Ferdinand Hutahaean: Jangan 'Menelanjangi' Diri

24 September 2021, 23:24 WIB
Yusril Ihza Mahendra dan Andi Arief saling mengungkit masa lalu. /Foto: Antara/Ricky Prayoga/

SEPUTARTANGSEL.COM - Buntut digugatnya AD/AT Partai Demokrat oleh kubu Moeldoko, Yusril Ihza Mahendra dan Andi Arief saling serang.

Yusril yang lebih dulu diserang, tidak terima saat Wasekjen Partai Demokrat mengungkit dukungan partai yang dipimpin AHY itu kepada putranya.

Putra Yusril yakni Yuri Kemal yang berkontestasi dalam Pilkada Belitung Timur pada tahun 2020, mendapat dukungan penuh dari Partai Demokrat.

Baca Juga: Fahri Hamzah Dukung Yusril Bela Moeldoko Gugat AD/ART Partai Demokrat: Hancur Parpol, Hancur Tulang Punggung

Yusril pun langsung membalas pernyataan Andi Arief dengan keras dan mengatakan bahwa tanpa dukungan Partai Demokrat pun, putranya memiliki cukup kursi.

"Sebenarnya tanpa dukungan Partai Demokrat pun, anak saya sudah lebih dari cukup kursinya untuk maju sebagai calon bupati," kata Yusril kepada wartawan pada Jumat, 24 September 2021.

Dalam kesempatan yang sama, Yusril membandingkan pernyataan Andi Arif yang mengungkit jasa Partai Demokrat kepada dirinya, dengan jasa Partai Bulan Bintang (PBB) kepada SBY.

Baca Juga: Yusril Bantu Moeldoko Gugat AD/ART Demokrat, Cipta Panca Laksana Sindir Jokowi: Krisis Moral Politik

"Beda halnya dengan dukungan saya terhadap Pak SBY ketika akan mencalonkan diri sebagai capres tahun 2004," tutur Yusril.

Pakar hukum tata negara yang juga menjabat sebagai ketua umum PBB itu menegaskan mengenai kontribusi dirinya untuk menjadikan SBY sebagai presiden.

"Tanpa saya tanda tangan pencalonan SBY, tidak akan pernah ada dalam sejarah RI, presiden yang namanya SBY," tambah Yusril.

Menanggapi saling serang antara Yusril dan Andi Arief, mantan politisi Partai Demokrat yakni Ferdinand Hutahaean turut berkomentar.

Baca Juga: Yusril Bantu Moeldoko Gugat AD/ART Demokrat, Fahri Hamzah: Memang Harus Sadar, Kita Tidak Punya Pilihan!

Ferdinand menilai jika tidak baik untuk membicarakan masa lalu karena pada saat itu kedua pihak sama-sama mendapat keuntungan.

"Sebetulnya tak elok seperti ini, berbantah lisan mengorek yang sudah lalu karena kedua belah pihak sepakat dan saling menguntungkan," tulis @FerdinandHaean3.

Ferdinand pun mengingatkan untuk fokus saja pada persoalan hari ini dan tidak saling membuka aib di masa lalu.

"Seharusnya bicara saja ttg hari ini dan yang akan datang. Jangan menelanjangi diri," tutup @FerdinandHaean3.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler