KSP Ingatkan Soal Tata Krama Kritikan Sesuai Budaya Timur, Gus Umar: Kok Bisa Moeldoko Bicara Tata Krama

20 Agustus 2021, 14:30 WIB
Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Umar Hasibuan memberikan komentarnya atas imbauan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko soal kritikan yang harus sesuai dengan tata krama budaya timur /Instagram / @umar_hasibuan70 / @dr_moeldoko/

SEPUTARTANGSEL.COM - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan bahwa masyarakat yang hendak menyampaikan kritikan kepada presiden Joko Widodo (Jokowi) harus sesuai dengan tata krama.

Menurut Moeldoko, sudah sepantasnya tetap memperhatikan tata krama sesuai budaya timur ketika hendak memberikan kritikan kepada pemerintah.

Pernyataan Moeldoko yang menginginkan masyarakat untuk memberi kritikan sesuai dengan budaya timur itu lantas mendapatkan sentilan dari Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Umar Hasibuan.

Baca Juga: Gus Umar Hasibuan Sebut Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia karena WNA Bisa Bebas Masuk Tanah Air

Sentilan menohok dari pria yang biasa disapa Gus Umar itu dikemukakan olehnya melalui cuitan akun Twitter pribadinya @Umar_Chelsea75 pada Kamis, 19 Agustus 2021.

"Sumpah saya sakit perut ketawa," ujar Gus Umar, seperti dikutip dari SeputarTangsel.Com dari cuitan.

Gus Umar merasa heran dengan Moeldoko yang menyinggung soal tata krama.

Baca Juga: Christ Wamea ke Moeldoko: Begal Partai Orang Itu Juga Tidak Sesuai Adat Ketimuran

Pasalnya, seperti yang diketahui, Moeldoko telah mengadakan Kongres Luar Biasa (KLB) yang diselenggarakan di Deli Serdang pada Jumat, 5 Maret 2021.

Hal ini dilakukan tak lain untuk merampas kekuasaan Partai Demokrat dari

Ketua Umum Partai Demokrat yang sah, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY

Baca Juga: Gus Umar Hasibuan Sindir Jubir Prabowo Terkait Utang Luar Negeri Rp1.750 Triliun untuk Beli Alutsista

"Koq bisa Moeldoko bicara tata krama," sindirnya.

Seperti dikutip dari Antara, menurut Moeldoko, pemerintah tidak pernah melarang rakyat untuk menyuarakan aspirasi dan kritikan. Hanya saja, dirinya mengingatkan agar kritikan tersebut bisa disampaikan dengan cara yang beradap.

"Presiden sangat terbuka, tidak pernah pusing dengan kritik, tapi beliau selalu sisipkan sebuah kalimat indah. Kita orang timur memiliki adat, jadi kalau mengkritik sesuatu ya beradab," ujar Moeldoko.

Baca Juga: Moeldoko Sebut Kritik Harus dengan Adat Timur, Andi Arief Ungkap 3 Hal Ini

Bahkan Moeldoko memberikan sentilan pedas kepada para pihak yang dinilai tidak memberikan contoh yang baik kepada rakyat dalam mengkritisi pemerintah, sehingga berpotensi memperkeruh keadaan.

"Banyak tokoh-tokoh kita yang tidak memberikan pendidikan terhadap mereka-mereka itu (pemberi kritik), justru terlibat di dalamnya untuk memperkeruh situasi, janganlah seperti itu," tutur Moeldoko.

Moeldoko pun menyinggung soal kritikan Jokowi berupa lisan maupun mural yang sempat heboh beberapa waktu ini.

Baca Juga: Moeldoko Bicara Soal Adab, Rachland Nashidik: Dengarkan Nasehat Tata Krama dari Begal Partai

"Jangan sembarangan berbicara, jangan sembarangan menyampaikan sesuatu dalam bentuk kalimat atau dalam bentuk gambar," ujarnya.

Kendati demikian, Kepala Staf Kepresidenan itu juga meminta agar tindakan pihak berwenang kepada para pengkritik itu tidak dimaknai dengan sebuah pembungkaman suara rakyat.

"Kalau ada yang dipanggil polisi jangan terus dimaknai tindakan. Bisa saja dibina dan seterusnya, agar tidak melakukan hal-hal tidak baik, kan seperti itu jadi jangan terus dijustifikasi represif dan seterusnya," tambah Moeldoko dalam pernyataan.

Baca Juga: Novel Baswedan Dipecat dari KPK, Gus Umar Hasibuan Sindir Jokowi: Terima Kasih Pakde, Terima Kasih Orang Baik

Sementara, komentar dari Gus Umar kepada Moeldoko itu pun turut mengundang Netizen untuk memberikan komentarnya.

"Lucu aja org ga punya tatakrama malah bicara tatakrama ,, Kaka sembung bawa golok," ujar @GrahaJulio.

"Emang loe punya tata krama juga , UmaR?" tulis @aryaSiliwangi99.***

Editor: Taufik Hidayat

Tags

Terkini

Terpopuler