Moeldoko Sebut Kritik Harus dengan Adat Timur, Andi Arief Ungkap 3 Hal Ini

- 19 Agustus 2021, 10:45 WIB
Politisi Partai Demokrat menyoroti pernyataan KSP Moeldoko soal kritik harus disampaikan dengan adat Timur
Politisi Partai Demokrat menyoroti pernyataan KSP Moeldoko soal kritik harus disampaikan dengan adat Timur /Foto: Twitter @Andiarief_/


SEPUTARTANGSEL.COM - Politisi Partai Demokrat, Andi Arief menyoroti pernyataan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang meminta agar kritik yang dilontarkan dilakukan dengan cara yang beradab sesuai adat Timur.

Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, Andi Arief menyindir tata krama atau adat Timur yang disampaikan oleh Moeldoko.

Dalam sindirannya itu, Andi Arief mengungkapkan bahwa terdapat tiga hal tata krama atau adat Timur.

Baca Juga: Hilangnya Akun Rachland Nashidik Dibela Andi Arief, Muannas Alaidid Sebut Modusnya Ngibul

"Tata krama ketimuran itu: 1.Kudeta Partai Politik," tulis Andi Arief, dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @Andiarief_ pada hari Kamis, 19 Agustus 2021.

Pernyataan Andi Arief yang pertama itu untuk menyinggung Moeldoko yang menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatera Utara.

Kedua, Andi Arief menyindir tentang pengkhianatan yang dilakukan Moeldoko kepada Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 7,07 Persen Lepas dari Resesi, Andi Arief Ucapkan Selamat Kepada BPS

Pasalnya, SBY pernah mengangkat Moeldoko sebagai Panglima TNI pada masa pemerintahannya.

"2. Penghianatan pada  mantan Panglima tertinggi TNI," lanjutnya.

Hal terakhir yang dikritik oleh Andi Arief adalah Presiden Jokowi.

Baca Juga: Polemik Pesawat Kepresidenan Dicat Merah Putih, Andi Arief: Entah Maksudnya Apa, Warna Bendera atau Corona

Pasalnya, Jokowi tetap mengakomodir Moeldoko yang telah berusaha mengkudeta kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dan berkhianat kepada SBY.

"3. Presiden tetap mengakomodir pelaku kudeta Parpol dan hianat pada mantan Panglima tertinggi TNI dalam jabatan Kepala Tata  Usaha Presiden," ujarnya.

Sebelumnya, Moeldoko turut mengomentari perihal penghapusan mural yang sempat ramai beberapa hari terakhir ini.

Baca Juga: Dituduh Akan Kudeta Moeldoko oleh Andi Arief, Ruhut Sitompul: Apa Mungkin Minta Tolong Partai yang Mulai Karam

Menurut Moeldoko, kritik adalah hal yang biasa dalam suatu pemerintahan. Namun, dia meminta agar kritik yang dilontarkan tetap disampaikan dengan cara yang beradab.

Dia juga mengungkapkan sebagai bangsa Timur, budaya dan tata krama harus selalu dikedepankan, termasuk dalam menyampaikan kritik terhadap pemerintahan.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum


Tags

Terkait

Terkini

x