Vaksin Merah Putih Tetap Penting Meski Sudah Beli, Ternyata Ini Alasannya

22 Januari 2021, 21:36 WIB
Menristek Bambang Brojonegoro paparkan soal Vaksin Covid-19 /ristekbrin.go.id/

SEPUTARTANGSEL.COM- Indonesia saat ini sedang mengembangkan vaksin Covid-19 sendiri. Seperti yang diungkap menteri BUMN, Eric Thohir. 

Indonesia sedang mengembangkan vaksin merah putih. Ada 6 (enam) institusi dengan platform yang berbeda-beda sedang mengembangkan vaksin Covid-19.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brojonegoro dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI pada 18 Januari lalu mengungkap keenamnya yaitu, vaksin dari LBM Eijkman, LIPI, UI, ITB, UNAIR, UGM.

Baca Juga: Astagfirullah, Ambulans Alami Kecelakaan Saat Bawa Tiga Pasien Covid-19: Begini Lengkapnya

Baca Juga: Waduh, Masa Penahanan Edhy Prabowo Lagi-lagi Diperpanjang KPK, Ada Apa?

Menteri Bambang Brojonegoro juga menyebut, pemberian izin darurat (Emergency Use Authorization) dan produksi massal untuk vaksin tersebut. 

Vaksin yang dikembangkan LBM Eijkman dan LIPI dengan platform protein rekombinan diperkirakan EUA akan dilakukan pada Januari 2022.

Vaksin yang dikembangkan oleh UNAIR dengan platform adenovirus ditargetkan EUA pada September 2021.

Baca Juga: Update Terbaru PUBG Versi 10.2, Ada Apa Saja?

Baca Juga: Melalui ShopeePay Mantul Sale, ShopeePay Ajak Masyarakat Jadi Smart Spender di 2021

 

“Uji klinis dan pengolahan akan menjadi kecepatan dari Bio farma yang didukung oleh Badan POM,” ujar Menteri Bambang.

Selain PT Bio farma, Menristek menyebutkan dalam pengembangan Vaksin Merah Putih juga akan mengajak sejumlah perusahaan swasta yang dapat membantu mempercepat lahirnya vaksin tersebut.

Vaksin Merah Putih tetap diperlukan meskipun Indonesia sudah membeli vaksin dari negara lain.

Baca Juga: Inilah 5 Politikus LGBT Paling Terkenal di Dunia, Salah Satunya Perempuan: Simak Detailnya

Baca Juga: Waduh, Benda Mirip Rudal Bertuliskan China Kembali Ditemukan di Siantan, Riau

 

Hal ini karena pertimbangan belum ada yang mengetahui seberapa lama daya tahan tubuh virus setelah divaksin.

Jika daya tahan tubuh sudah hilang tetapi virus Covid-19 masih ada maka perlu dilakukan re-vaksinasi. Maka Indonesia tetap perlu kemandirian untuk mengantisipasi kebutuhan vaksin tersebut.

Kedua karena adanya kemungkinan mutasi dari virus Covid-19. Sampai saat ini mutasi yang ada belum atau tidak mengganggu kinerja dari vaksin Covid-19 yang sudah ada.

Baca Juga: Daftar Kartu Prakerja Gelombang 12 Hanya di Link Ini dan Dapatkan Insentif Rp2,4 Juta

Baca Juga: BSU Belum Cair 100 Persen, Ini Kendala dan Bocoran Jadwal Pencairannya pada 2021

 

 

Tetapi belum bisa diketahui apakah mutasi di masa depan mengharuskan perubahan komposisi vaksin tersebut.

Sehingga pengembangan Vaksin Merah Putih tetap dilakukan. Karena diharapkan akan mampu mengatasi kedua hal tersebut.

"Pengembangan penelitian vaksin nasional juga diharapkan dapat mengantisipasi kemungkinan pandemi atau penyakit menular lainnya yang bisa terjadi di kemudian hari," jelas Bambang Brojonegoro.

Baca Juga: Listyo Sigit Prabowo Akan Tindaklanjuti Tewasnya 6 Laskar Pengawal HRS, FPI: No Comment

Baca Juga: PPKM Jilid II Diberlakukan, Jam Operasional Mall Sedikit Lebih Lama

Komisi VIl DPR RI sendiri mendukung lembaga riset, LPNK, LBM Eijkman, dan perguruan tinggi untuk dapat mempercepat penyelesaian pembuatan bibit Vaksin Merah Putih.***

Editor: Tining Syamsuriah

Sumber: ristekbrin.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler