SEPUTARTANGSEL.COM - Putri penyair KH. Mustofa Bisri, Ienas Tsuroiya marah melihat puisi karya ayahnya dijadikan bahan serangan kepada Front Pembela Islam (FPI).
Penyerangan menggunakan puisi Gus Mus, sapaan KH. Mustofa Bisri ini dilakukan oleh sejumlah oknum fanatik Jokowi.
Ienas menyampaikan amarahnya itu melalui akun media sosial Twitter pribadinya @tsuroiya.
Baca Juga: Hari Ini Terakhir, Telkomsel Beri Uang Rp5 Juta Gratis Bagi Nomor Ini, Simak Syaratnya
Baca Juga: BPBD Lumajang: Waspada Bahaya Lahar Dingin di Gunung Semere Saat Hujan
Dia mengatakan, jika ingin melawan FPI agar melakukan dengan cara yang baik.
Selain itu, istri Ulil Abshar Abdallah ini mengungkapkan bahwa selama tiga tahun keluarganya dibuat repot karena ulah para fanatik atau buzzer.
“Dear para pendukung fanatik Pak Jokowi, buzzer atau bukan. Kalau kalian ingin berkampanye melawan FPI, lakukanlah dengan cara yg baik. Jangan mencatut nama Abah saya, KH. Mustofa Bisri (Gus Mus). Setidaknya tiga tahunan ini kami dibuat repot gara2 ulah kalian. Hentikan!” katanya secara tertulis dikutip dari Twitter.
Baca Juga: Ketua Umum FPI dan Panglima LPI Sambangi Polda Metro untuk Diperiksa Kasus Kerumunan
Baca Juga: Diminta Jadi Kuasa Hukum Habib Rizieq, Ini Jawaban Mengejutkan Hotman Paris
Ienas Tsuroiya mengatakan, pihaknya menerima sejumlah pesan tentang keakuratan video tersebut. Setelah dirinya di cek, pihaknya menemukan pernah dibagikan sebuah akun Facebook. Namun, segera dihapus lagi.
“Sejak pagi tadi, saya menerima beberapa pesan menanyakan video rekaman demo FPI yang memuat audio Abah membacakan puisi beliau berjudul, "Allahu Akbar," terangnya.
Artikel ini telah tayang di Semarangkudotcom dengan judul: Viral! Video Puisi Gus Mus Dikampanyekan Melawan FPI, Putrinya Geram, Ternyata Ini Liriknya
Baca Juga: Munarman Sebut Rekonstruksi Kasus Penembakan 6 Laskar FPI Semakin Menunjukkan Kejanggalan
Berikut lirik Puisi Gus Mus Allahu Akbar yang dicatut untuk melawan FPI sebagai berikut:
Allahu Akbar
Aku yakin
Kalian belum pernah
Bertemu Ar-rahman
Yang Maha Penyayang
Yang kasih sayangnya meliputi segalanya
Bagaimana kau begitu berani mengatasnamakan-Nya
Ketika dengan pongah
Kalian melibas
Mereka yang sedang mencari jalan menuju-Nya
Mengapa?
Kalau mereka memang pantas
Masuk neraka
Tidak kalian biarkan saja
Tuhan mereka yang menyiksa mereka.***(Semarangku /Sauqi Romdani)