Seorang Pria Tewas Tergeletak di Pinggir Jalan Kota Bucha, Ukraina Usai Rusia Tarik Pasukannya

- 4 April 2022, 13:47 WIB
Sesosok mayat tergeletak di jalanan Ukraina dengan tangan terikat dan luka tembak
Sesosok mayat tergeletak di jalanan Ukraina dengan tangan terikat dan luka tembak /Dok. Reuters/Zohra Bensemra/

Para pejabat sekitar menuduh bahwa korban tewas tersebut merupakan kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia.

Namun menurut kementerian pertahanan Rusia bahwa semua foto dan video yang diterbitkan oleh otoritas Ukraina merupakan sebuah provokasi.

Kementerian pertahanan Rusia juga mengatakan bahwa tidak ada kekerasan yang dilakukan oleh pasukan Rusia terhadap penduduk Bucha.

Diketahui bahwa kain yang digunakan untuk mengikat tangan korban tampak seperti kain ban lengan berwarna putih yang biasa digunakan oleh penduduk Bucha.

Baca Juga: Kremlin: Rusia Hanya Akan Gunakan Senjata Nuklir Bila Terancam

Menurut seorang wanita yang merupakan penduduk Bucha dan masih mengenakannya, pada saat pasukan Rusia berada di kota tersebut, mereka mengharuskan semua warga untuk ban lengan agar mudah untuk mengidentifikasi.

"Selama angkatan bersenjata Rusia mengendalikan pemukiman ini, tidak ada satu pun penduduk lokal yang menderita akibat tindakan kekerasan," ujar perwakilan kementerian pertahanan Rusia.

"Sebelum pasukan Rusia mundur pada 30 Maret, telah mengirimkan 452 ton bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di sekitar wilayah Kyiv," tambahnya lagi.

Namun, menurut Sapravskyi sekitar 300 orang ditemukan tewas dan 50 orang diantaranya adalah sebagai eksekusi yang dilakukan oleh pasukan Rusia.

Sedangkan jumlah lainnya adalah merupakan korban dari baku tembak atau tak dapat dijelaskan sebab kematiannya.

"Setiap perang memiliki beberapa aturan keterlibatan untuk warga sipil. Rusia telah menunjukkan bahwa mereka secara sadar membunuh warga sipil," ucap Fedoruk walikota.

Halaman:

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini