Eropa Hadapi Tenggat Waktu Pembayaran Gas Rusia Saat Upaya Negosiasi Ukraina Masih Dilakukan

- 1 April 2022, 13:46 WIB
Kendaraan lapis baja milik pasukan Rusia terlihat di jalanan kota Mariupol Selatan, Ukraina
Kendaraan lapis baja milik pasukan Rusia terlihat di jalanan kota Mariupol Selatan, Ukraina /Dok. Reuters/Alexander Ermochenko/

SEPUTARTANGSEL.COM - Upaya perdamaian antara Rusia dan Ukraina masih terus dilakukan, meskipun Kiev tengah bersiap untuk serangan di bagian selatan dan timur.

Masalah lain yang timbul adalah tenggat waktu yang harus dihadapi oleh para pembeli gas Rusia yang berasal dari Eropa dalam rubel.

Invasi Rusia ke Ukraina bukan hanya menyebabkan jatuhnya ribuan korban, tetapi juga sanksi-sanksi yang berikan negara-negara Barat.

Baca Juga: Hubungan Amerika Serikat dan China Memburuk Gegara Invasi Rusia di Ukraina, Ini Dampaknya

Sanksi yang diberikan Amerika Serikat dan sekutunya bukan hanya berdampak pada ekonomi Rusia saja, melainkan bisnis, entitas, dan oligarki pemerintah Moskow.

"Tindakan UE tidak akan tetap tidak terjawab ... sanksi yang tidak bertanggung jawab oleh Brussel sudah berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari orang Eropa biasa," kata Nikolai Kobrinets, seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Rusia, dilansir SeputarTangsel.Com dari Reuters, Jumat 1 April 2022.

Atas sanksi yang diterima Rusia, kini Presiden Vladimir Putin menuntut para pembeli Eropa untuk mulai membayar dalam rubel atau menghentikan kontrak.

Baca Juga: Rusia Janjikan Kurangi Serangan ke Kiev, Zelenskiy: Ukraina Tidak Naif

Namun Jerman sebagai penerima gas Rusia terbanyak di Eropa menolak ultimatum energi dari Vladimir Putin dan menyebutnya sebagai pemerasan.

Ketika para pejabat Amerika Serikat meminta negara di dunia untuk menekan Rusia guna menghentikan invasinya ke Ukraina, mendorong pertikaian energi memiliki konsekuensi besar.

Hal tersebut membuat Badan Energi Internasional mengadakan pertemuan darurat yang akan dilakukan hari ini Jumat, 1 April 2022 untuk membahas rilis baru cadangan minyak serta rencana Amerika Serikat untuk memompa pasokan besar-besaran pada bulan Mei. Pertemuan itu bertujuan untuk menekan harga minyak yang melonjak.

Perang yang kini terjadi antara Rusia dan Ukraina telah mengganggu pasokan makanan global, seperti yang diungkap oleh pejabat pemerintah Amerika Serikat dari gambar yang dibagikannya.

Baca Juga: Miliarder Rusia, Roman Abramovich Alami Kebutaan karena Keracunan Usai Perundingan Rusia-Ukraina

Sebuah gambar yang memperlihatkan kerusakan fasilitas penyimpanan biji-bijian di Ukraina yang merupakan pengekspor biji-bijian utama.

Meski upaya perdamaian untuk Ukraina terus dilakukan, akan tetapi masalah baru terkait para pembeli gas Rusia dalam menghadapi tenggat waktu.***

Editor: H Prastya


Tags

Terkait

Terkini

x