Mahasiswa Dibanting Smackdown Polisi Saat Demo, Dokter Tirta: Berbahaya, Tulang Belakang Ada Sistem Saraf

14 Oktober 2021, 05:30 WIB
Dokter Tirta ingatkan bahayanya aksi Polisi banting Mahasiswa gaya smackdown pada tulang belakang /Foto: Instagram/@dr.tirta//

 

SEPUTARTANGSEL.COM- Polisi yang menggunakan gaya smackdown membanting salah seorang mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Tangerang (Himata) Banten Raya  dianggap sangat membahayakan.

Aksi smackdown Polisi menyebabkan mahasiswa kejang-kejang. Ditambah lagi, posisi jatuh mahasiswa yang kena smackdown pada bagian punggung.

Hal ini dikatakan dokter Tirta Hudhi, dokter, enterpreuner sekaligus influencer kesehatan ini menjelaskan bahwa di bagian tulang belakang terdapat sistem saraf pusat. 

Baca Juga: Polisi yang Banting Mahasiswa Minta Maaf Diapresiasi Komika Panji, Netizen: Hukuman Tetap Jalan Harusnya

Melalui twitternya TIRTA di akun @tirta_cipeng menjelaskan hal tersebut. 

"Tindakan membanting gini, jangan ditiru. Karena pada tulang belakang, ada sistem saraf pusat," cuitan Tirta pada 13 Oktober 2021. 

Tirta juga mengungkapkan pengalamannya dengan pasien yang mengalami cedera tulang belakang. 

"Ybs yg membanting sudah meminta maaf, Tapi fyi saja, tindakan ini sangat berbahaya. Mngkin skrng selamat, itu alhamdulillah, tapi saya pernah melihat yg jatuh dan cidera tulang belakang," kenangnya. 

Baca Juga: Mahasiswa yang Dibanting Polisi Masih Sehat, Dokter Eva: Jangan Lega Dulu, Pastikan MRI

Ia juga mengingatkan meski mahasiswa tersebut sesudahnya mengaku hanya merasakan pegal-pegal, dokter Tirta berpesan agar tetap dilakukan selama 24 jam sesudahnya. 

"Aturan pada benturan tulang belakang adalah Pengawasan 24 jam mengenai keluhan dia. Apalagi pada kepala," tambahnya.

Kejadian ini terjadi di luar Gedung Kantor Pemkab Tangerang di Tigaraksa pada 13 Oktober 2021. Pada saat demo mahasiswa dan Polisi bentrok hingga kejadian tersebut, ***

Editor: Tining Syamsuriah

Tags

Terkini

Terpopuler