Hari Santri Nasional, Mengapa Tanggal 22 Oktober?

- 22 Oktober 2020, 10:26 WIB
Para santri di pondok pesantren Ar Raudhatul Hasanah, Kota Medan, Sumatera Utara, usai menunaikan salat pada 3 Februari 2013.
Para santri di pondok pesantren Ar Raudhatul Hasanah, Kota Medan, Sumatera Utara, usai menunaikan salat pada 3 Februari 2013. /Foto: Seputartangsel.com/Sugih Hartanto/

Dokumen Resolusi Djihad fi Sabilillah Nahldatoel Oelama, 22 Oktober 1945.
Dokumen Resolusi Djihad fi Sabilillah Nahldatoel Oelama, 22 Oktober 1945.

Baca Juga: Usai Training Camp di Kroasia, Timnas Indonesia U-19 Siap Jalani Turnamen Bergengsi di Prancis

Resolusi ini membawa pengaruh yang besar. Bahkan, ada dampak besar setelah Hasyim Asy'ari menyerukan resolusi ini.

Hal ini kemudian membuat rakyat dan santri melakukan perlawanan sengit dalam pertempuran di Surabaya. Banyak santri dan massa yang aktif terlibat dalam pertempuran ini.

Perlawanan rakyat dan kalangan santri ini kemudian membuat semangat pemuda Surabaya dan Bung Tomo turut terbakar.

Hingga akhirnya perjuangan tersebut menewaskan pemimpin Sekutu Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby.

Baca Juga: Pimpinan Gontor KH Abdullah Syukri Zarkasyi Wafat, Ini Jejak Keilmuan dan Kiprahnya

Baca Juga: Awas Hoaks, Formulir Online Pengajuan BLT UMKM BPUM Ini Jangan Diisi!

Mallaby tewas dalam pertempuran yang berlangsung pada 27-29 Oktober 1945. Hal inilah yang memicu pertempuran 10 November 1945.

Di pertempuran inilah Bung Tomo membakar semangat juang arek-arek Surabaya dengan tiga kali pekik takbir Allahu Akbar dan sekali pekik Merdeka.

Halaman:

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x