Hari Ini 19 Oktober, Dua Peristiwa Besar Terjadi di Indonesia

- 19 Oktober 2020, 12:36 WIB
Warga setempat berkerumun di sekitar lokasi kecelakaan kereta api di Bintaro pada 19 oktober 1987.
Warga setempat berkerumun di sekitar lokasi kecelakaan kereta api di Bintaro pada 19 oktober 1987. /Foto: historia.id (Repro Rekaman Peristiwa '87)/

SEPUTARTANGSEL.COM - Hari ini Senin 19 Oktober 2020, terdapat peristiwa penting dan bersejarah beberapa tahun lalu, yang sampai saat ini masih terekam dalam memori bangsa Indonesia.

Penting tak melupakan sejarah, agar generasi kini dan yang akan datang mengambil pelajaran.

Sekadar mengingatkan, ada 2 peristiwa yang besar dan bersejarah di negeri ini teradi pada tanggal 19 Oktober.

Baca Juga: Saat Dirjen WHO Gunakan Bahasa Indonesia untuk Apresiasi Penanganan Covid-19Baca Juga: Saat Dirjen WHO Gunakan Bahasa Indonesia untuk Apresiasi Penanganan Covid-19

Baca Juga: Gratis untuk Para Guru Indonesia, Ini 8 Webinar Keterampilan Mengajar

Di antaranya, kecelakaan kereta api 'Tragedi Bintaro' dan provinsi Timor Timur yang memutuskan untuk lepas dari Indonesia dan menjadi negara merdeka bernama Timor Leste.

Berikut rangkuman peristiwa penting yang dirangkum Seputartangsel.com dari berbagai sumber:

1. Tragedi Bintaro

19 Oktober 1987 jadi catatan sejarah kelam bagi dunia perkeretapian di Indonesia dan menyedot perhatian dunia.

Saat itu, kereta api patas ekonomi Merak jurusan Tanah Abang-Merak bertabrakan dengan kereta api lokal Rangkas jurusan Rangkasbitung-Jakarta Kota di jalur Jakarta-Serpong sekitar Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Senin 19 Oktober 2020 Stagnan

Baca Juga: Bersepeda Minggu Pagi, Bocah Perempuan Dijambret dan Ditusuk di Ciputat

Kecelakaan tragis ini merenggut sedikitnya 156 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

Awalnya, kereta api patas ekonomi Merak berangkat dari Stasiun Kebayoran, Jakarta Selatan. Sedang kereta api lokal Rangkas jurusan Rangkasbitung-Jakarta Kota berangkat dari Stasiun Sudimara, (kini) Tangerang Selatan.

Ketika itu Stasiun Sudimara masih masuk Kabupaten Tangerang. Sedang Kabupaten Tangerang masih menjadi bagian provinsi Jawa Barat. Provinsi Banten baru berdiri tahun 2000.

Dahulu perlintasan kereta dari Merak hingga Tanah Abang hanya terdapat satu jalur (single track).

Baca Juga: WNA China Kabur dari Lapas Ditemukan Gantung Diri, Tifatul: Coba Dicocokkan Dulu Identitasnya

Baca Juga: POPULER HARI INI: Andai Ahok Jadi Presiden Hingga Jokowi Tolak Permintaan MUI Cabut Omnibus Law

Sehingga jika ada kereta yang berangkat dari arah Merak atau Tanah Abang, mesti bergantian jalur dengan sistem langsir di beberapa stasiun seperti di Stasiun Kebayoran dan Stasiun Sudimara. 

Hasil penyelidikan ditemukan kelalaian petugas Stasiun Sudimara yang memberikan sinyal aman bagi kereta api dari arah Rangkasbitung.

Padahal, tidak ada pernyataan aman dari Stasiun Kebayoran. Hal ini dilakukan karena tidak ada jalur yang kosong di Stasiun Sudimara.

Akibatnya dua kereta api pun bertabrakan secara adu banteng atau head to head di perlintasan kereta di kawasan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan tepatnya di sekitar Sekolah SMA 86 Jakarta. 

2. Timor Timur Lepas dari Indonesia

Timor-Timur merupakan wilayah bekas jajahan Portugis yang dianeksasi militer Indonesia menjadi provinsi di Indonesia antara 17 Juli 1976 sampai resminya pada 19 Oktober 1999.

Dulu, Timor Timur adalah provinsi termuda, yakni provinsi ke-27 di Indonesia.

Timor-Timur berinteraksi dengan Indonesia setelah terjajajah selama 450 tahun oleh Portugal.

Baca Juga: Pekan Mode Arab Virtual Akan Dimulai. Seperti Apa Ya Acaranya?

Baca Juga: Bencana Hidrometeorologi Akibat Fenomena La Nina, BMKG: Tiga Provinsi Status Siaga

Timor Timur sendiri secara resmi merdeka dan menjadi negara Timor Leste pada 20 Mei 2002.

Timor Leste lepas setelah digelarnya referendum yang mayoritas rakyatnya memilih merdeka dari Indonesia.

Presiden ketiga saat itu B.J. Habibie menyerahkan sepenuhnya masalah sengketa Timor-Timur kepada PBB dan rakyat Timor Timur.

Salah satu alasan keputusan presiden Habibie adalah tidak ingin adanya pertumpahan darah sesama bangsa Indonesia dan menyerahkan keputusan di tangan rakyat Timor Timur untuk menentukan nasibnya.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x