Kata Sri Mulyani, Utang Indonesia yang Bengkak Ternyata Warisan Kolonial Belanda!

- 12 Oktober 2020, 22:34 WIB
Ekspedisi pertama Belanda di bawah Cornelis de Houtman tiba di Banten pada 23 Juni 1596. Peristiwa ini sering disebut berbagai kalangan sebagai awal kolonialisme Belanda di Nusantara.
Ekspedisi pertama Belanda di bawah Cornelis de Houtman tiba di Banten pada 23 Juni 1596. Peristiwa ini sering disebut berbagai kalangan sebagai awal kolonialisme Belanda di Nusantara. / Foto: Tropenmuseum./

Baca Juga: Pernyataan Sikap FPI, GNPF Ulama, PA 212, HRS Center Tuntut Presiden Jokowi Mundur

"Pertama, harta kekayaan yang ada rusak karena perang dan seluruh investasi sebelumnya yang dibukukan oleh pemerintah Belanda menjadi investasinya pemerintah Indonesia, utangnya menjadi utang Indonesia," tuturnya.

Sri Mulyani mengungkap warisan utang Belanda kepada Indonesia mencapai 1,13 miliar dolar AS.

Jika dikonversikan dengan mata uang sekarang, maka besaran utangnya sekitar Rp16,61 triliun.

Baca Juga: Pemerintah Kembali Pesan 50 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Buatan Aztra Zeneca dari Inggris

"Seluruh investasi sebelumnya yang dibukukan oleh pemerintah Belanda menjadi investasinya pemerintah Indonesia, yaitu utangnya menjadi utang republik Indonesia," katanya.

"Warisannya itu 1,13 miliar dolar AS pada saat mungkin dulu GDP Indonesia masih sangat kecil," tambahnya.

Baru-baru ini Indonesia menjadi sorotan karena nominal utang yang begitu fantastis. Per Juli 2020, Kementerian Keuangan merilis total utang luar negeri Indonesia adalah Rp6.071 triliun. 

Baca Juga: Padahal Sudah Disahkan, Draf UU Cipta Kerja Masih Finalisasi dan Nambah Jadi 1.035 Halaman

"Kemudian, biaya utang pemerintah yang meningkat 60 persen. Jadi dari krisis keuangan kita juga diwariskan dengan apa yang disebut kenaikan utang yang meningkat mendekati atau bahkan lewat 100 persen," ucap Sri Mulyani.

Halaman:

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini