Network
SEPUTARTANGSEL.COM- Sidang perdana pembunuhan Brigadir J mulai digelar di PN Jakarta Selatan pada Senin, 18 Oktober 2022.
Dalam sidang perdana JPU membacakan dakwaan terhadap tersangka pembunuhan berencana Brigadir J, yaitu Ferdy Sambo sebagai dalang pembunuhan berencana, dan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Pengacara keluarga Brigadir Josua atau Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak juga hadir dalam sidang perdana tersebut.
Baca Juga: Ferdy Sambo Marah dan Bunuh Brigadir J, Refly Harun: Hanya Orang Psikopat yang Begini
Kamarudiin Simanjuntak sebelumnya mengatakan pihaknya telah menyiapkan sebanyak 11 saksi termasuk dirinya sendiri.
Kesebelas saksi yang direncanakan akan bersaksi dalam sidang Brigadir J, selain Kamaruddin Simanjuntak, juga ada ayah dan ibu Brigadir J, adik dan kakak Brigadir J, dua orang tante Brigadir J, dua orang pegawai RSUD Sungai Bahar serta kekasi Brigadir J, Vera Simanjuntak.
Kamaruddin juga mengungkap bahwa masih ada terduga pelaku yang belum ditetapkan sebagai tersangka terkait pembunuhan dan obstaction of justice.
"Ada staf ahli Kapolri yang mengundurkan diri diduga ikut sebagai otak perencanaan dan pembuat skenario," kata kamaruddin Simanjuntak dalam dialog di kanal Youtube Uya Kuya TV yang tayang pada Minggu, 16 Oktober 2022.
Kamaruddin juga menyebut ada ajudan lain yang diduga ikut serta melakukan pembunuhan dan atau menghalangi supaya tidak terjadi pembunuhan belum diungkap ke publik.
Kamaruddin mengatakan hal tersebut berdasar pengakuan adik Brigadir Josua yang saat kejadian mendatangi rumah pribadi Ferdy Sambo, di Jalan Saguling.
"Adik Almarhum yang juga anggota Polri, seperti punya firasat akan terjadi sesuatu, tetapi tidak tahu apa. Entah dorongan apa pada sore itu dia pergi ke rumah Saguling," ungkap Kamaruddin Simanjuntak.
Saat mendatangi rumah Saguling, Adik Brigadir Josua dicegat dan digeledah dua ajudan Ferdy Sambo yang bernama Daden dan Romy.
"Selama ini berungkali dia datang ke Saguling belum pernah digeledah. Tetapi sore itu, dia datang ke rumah Saguling, Romy dan Daden melakukan penggeledahan badan untuk memastikan membawa senpi," ujar Kamaruddin Simanjuntak.
Kamaruddin pun mengatakan bahwa adik Brigadir Josua merasa aneh.
"Biasanya datang ke rumah situ bebas-bebas aja, karena abangnya di situ sudah dianggap anak, bahkan ajudan kesayangan, kok sore ini digeledah," lanjut Kamaruddin Simanjuntak.
Baca Juga: Terbongkar, Ferdy Sambo Lakukan Ini ke Putri Candrawathi Usai Tembak Brigadir J
Ia juga mengungkap adik Josua dihalangi masuk ke dalam rumah Saguling.
"Bahkan dihalangi tak boleh masuk. Dia merasa aneh dan bertanya-tanya. Tetapi untuk mengalihkan perhatiannya, Daden berkoordinasi dengan Provost," ujarnya lagi.
"Daden mengatakan, "Bang, kau dipanggil Provost Polri dan diminta harus berpakaian PDL (pakaian dinas lepas)," kata Kamaruddin menirukan ajudan Ferdy Sambo pada adik Brigadir J.
Karena tak berpakaian PDL, maka dia ke loundri karena PDL-nya di laundri.
"Artinya, kalau adiknya tak dicegat, setidaknya Almarhum masih bisa selamat, atau setidaknya baru disiksa atau baru ditembak. masih bisa diselamatkan.
Ada peran dua ajudan supaya dia tak masuk rumah Saguling.
Bahkan Adik Brigadir J juga mengatakan bahwa saat mendatangi rumah Saguling, ada kegiatan yang disebutnya tak lazim sore itu.
Baca Juga: Surat Dakwaan Pembunuhan Berencana Brigadir J, JPU Sebut Ferdy Sambo Licik
"Seorang Satpam atau security sipil mencuci rumah dengan banyak air pada sore itu. Sejak adik Almarhum berkunjung ke rumah itu, baru pertama kali kejadian itu, sore-sore rumah dicuciin," pungkasnya. ***
