Tiga gas air mata tersebut adalah warna merah, biru dan hijau dan penggunaannya juga diatur sesuai eskalasi massa dan tingkat kontijensi yang terjadi.
Gas air mata warna hijau yang digunakan pertama berupa smoke (asap), saat ditembakkan terjadi ledakan di udara yang berisi asap putih.
Kemudian, gas air mata yang berwarna biru digunakan untuk menghalau massa bersifat sedang.
"Jadi, kalau klaster dalam jumlah kecil digunakan gas air mata tingkat sedang," ujarnya.
Sedangkan gas air mata warna merah dipakai untuk mengurangi massa dalam jumlah besar.
"Jadi, mengutip kata pakar, semua tingkatan ini, CS atau gas air mata dalam tingkat tertinggipun tidak ada yang mematikan," tuturnya.
Terkait gas air mata kadaluarsa, Dedi Prasetyo menyebutkan setiap gas air mata mempunyai batas waktu penggunaan.
Akan tetapi hal ini berbeda dengan kadaluarsa pada makanan yang menimbulkan jamur dan bakteri hingga bisa mengganggu kesehatan.
Baca Juga: Kapolri Umumkan 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Direktur LIB, Panpel dan Polisi