SEPUTARTANGSEL.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai pasang badan untuk polisi terkait tragedi Kanjuruhan.
Bukannya menyoroti penggunaan gas air mata oleh aparat kepolisian, Jokowi malah menyebut pintu keluar yang dikunci, tangga yang curam, dan kepanikan penonton yang menyebabkan 131 orang tewas di tragedi Kanjuruhan.
Menurut anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Santoso, sikap Jokowi kurang bijaksana.
Baca Juga: Pasca Tragedi Kanjuruhan: Ketua PSSI Iwan Bule Ogah Mundur, Bukti Dekat dengan Bandar Judi Dibongkar
Ia mengatakan, Jokowi seharusnya mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengevaluasi kinerja anggotanya, terutama yang menyebabkan ratusan orang tewas pasca laga Arema FC vs Persebaya pada 1 Oktober 2022 lalu.
Selain itu, pemerintah juga diminta untuk membetikan bantuan kepada para korban tragedi Kanjuruhan.
Sementara itu, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun mengaku tak setuju dengan pernyataan Jokowi.
Refly Harun menilai, faktor utama yang membuat korban berjatuhan di tragedi Kanjuruhan adalah penggunaan gas air mata oleh aparat kepolisian.
"Padahal orang mengkritik penggunaan gas air mata karena kalau cuma water canon, mereka santai-santai saja, tetapi tetap bisa bubar juga," kata Refly Harun.